JOMBANG – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur, SW. Nugroho, menggelar sarasehan wawasan kebangsaan guna memperkuat nilai-nilai Pancasila untuk menangkal menguatnya gerakan radikalisme dan intoleransi di Indonesia.
Sarasehan yang menghadirkan tokoh masyarakat, tokoh penggerak perempuan serta perangkat desa dari seluruh Kecamatan Kabuh ini diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat, menjaga jarak, memakai masker dan dilakukan penyemprotan disinfektan di lokasi acara yang diselenggarakan di balai Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Selasa (18/1/2022).
Wakil rakyat dari dapil Jombang-Mojokerto ini menerangkan pentingnya internalisasi ideologi Pancasila untuk terus dilakukan oleh para perangkat pemerintahan di level desa.
“Generasi muda kita saat ini sangat rentan terhadap paham–paham radikal, karena ajaran-ajaran paham radikalisme bisa didapat dengan mudah melalui media sosial. Sementara generasi muda banyak yang tidak bisa menyaring informasi dengan baik mudah menjadi korban, maka penting untuk kita semua untuk terus menggaungkan paham Pancasila pada masyarakat, khususnya generasi muda kita,” terang Nugroho di hadapan peserta sarasehan.
Wasekin DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu mengajak para perangkat desa dan tokoh masyarakat untuk aktif mengantisipasi masuknya paham-paham radikal di lingkungan atau desanya masing-masing.
“Tugas kita adalah merawat paham-paham kebangsaan yang lahir dari founding fathers negara kita, ajaran Bung Karno, Trisakti, Bhineka Tunggal Ika dan undang-undang dasar. Mengantisipasinya bisa bekerja sama dengan babinsa dan babinkampibmas,” jelasnya.
Hal tersebut, tambah Nugroho, sebagai upaya untuk menghindari perpecahan dan utuhnya rajutan kebhinekaan.
“Tokoh masyarakat dan perangkat desa tugasnya adalah mendeteksi keberadaan aliran tersebut sehak dini di desa masing-masing. Itu bisa dengan bekerja sama dengan babinsa dan babinkamtibmas agar bisa diantisipasi sejak dini,” jelasnya.
Ia menambahkan, paham radikal saat ini sudah mulai menyusupi segala lini masyarakat di Indonesia, karena masuknya bisa melalui lembaga formal seperti lembaga pendidikan juga berbagai forum dengan dibingkai agama. Karena itu, paham radikal ini dapat berkembang pesat dan cepat di Indonesia.
“Intolenransi juga masih sering terjadi, misalnya di lokasi erupsi Semeru masyarakat Hindu yang membuat sesajennya ditendang dan dibuang. Mendirikan gereja sulit di berbagai tempat, padahal dulu tidak pernah terjadi hal ini. Kenapa hari ini bisa terjadi? Karena masuknya pahan transnasional, faham khalifah,” tegasnya.
Diketahui, sarasehan wawasan kebangsaan kali ini selain dihadiri oleh kepala desa se-Kecamatan Kabuh, juga dihadiri oleh Wakil Bupati Jombang, Sumrambah dan Wakabid Organisasi DPC PDI Perjuangan Jombang, Bahana Bella Binanda. (arul/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS