SURABAYA – Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur Agustin Poliana punya ‘seabrek’ pekerjaan rumah dari warga Kota Surabaya yang jadi wilayah dapilnya. PR itu, berupa aspirasi masyarakat yang mengemuka di beberapa acara resesnya di Kota Pahlawan.
Seperti saat menggelar acara reses di Jalan Donorejo Wetan DKA RW 05, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, Rabu (11/4/2021) malam lalu, Banteng senior ini menerima keluhan warga, yang pernah mengajukan bantuan dana jaringan aspirasi masyarakat (Jasmas) yang belum terealisasi.
Meski pengajuan sebelumnya tidak ada kejelasan, dalam acara reses Agustin kali ini warga kembali menyampaikan beberapa masalah yang butuh sentuhan pemerintah.
“Di acara reses kemarin, warga di antaranya mengajukan permohonan bantuan perbaikan Balai RW. Juga Bunda PAUD setempat minta bantuan laptop untuk administrasi lembaga PAUD-nya,” beber Agustin Poliana, Jumat (5/11/2021).
Soal keluhan dana jasmas yang belum terealisasi, Titin, sapaan lekatnya, menyarankan warga membentuk Pokmas, atau kelompok masyarakat. Dia mengungkapkan, banyak aspirasi masyarakat yang tidak tersampaikan.
“Jasmas-jasmas yang diharapkan bisa membantu warga tidak pernah terealisasi, dan wajar kalau warga sekarang menagih saya untuk merealisasikan jasmas itu,” terang mantan anggota DPRD Kota Surabaya 4 periode tersebut.
“Pada saat kemarin-kemarin itu kan ada surat wali kota yang tidak diperkenankan untuk bisa menerima hibah itu. Makanya kalau sampai hari ini tidak terealisasi, saya sendiri secara pribadi sangat kecewa,” ungkapnya.
Mantan Ketua RW 05, Suwarni selaku bunda PAUD melayangkan permohonan bantuan jasmas kepada Agustin berupa laptop bagi bunda PAUD. Mereka butuh laptop untuk bekerja secara daring.
Untuk soal ini, menurut Titin, yang bisa diajukan adalah komputer, tidak bisa laptop. Permohonan untuk bunda PAUD itu dialihkan ke komputer agar bisa disetujui nantinya, sebab jika laptop, berisiko hibahnya hilang.
Sedang kondisi kerusakan Balai RW dipaparkan seorang warga bernama Nasip. Menurutnya, warga sering mengeluh soal kebocoran dari atap gedung.
“Balai RW itu rusak. Kalau musim hujan ini bocornya agak deras di dalam. Banjir bu, banjirnya dari atas bukan dari jalan. Mohon bantuan ibu untuk membantu Pak RT dan Pak RW, karena juga disambati warganya. Saya dengar sendiri ‘Balai RW rusak, yok opo iki’,” beber Nasip.
Masalah perbaikan Balai RW yang, urai Titin, tentu membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, bisa sampai ratusan juta. Untuk bisa mendapatkan bantuan jasmas, lanjut dia, warga harus membentuk pokmas dulu.
Opsi lain juga dia tawarkan melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK). “Kita dorong warga untuk segera membentuk Pokmas atau lewat LPMK pengajuannya. Kalau sudah tersusun pengurusannya, segera mungkin bikin proposalnya,” ujarnya. (sani/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS