MALANG – Ketua Umum Kopmen SBW Malang, Dr. Sri Untari Bisowarno dalam webinar peringatan Satu Tahun Anniversary Ibu Cemara dengan tema “Meningkatkan Semangat Menuju Wanita Cerdas, Manfaat, dan Ramah”, Kamis (22/7/2021) menyampaikan peran penting perempuan dalam keluarga.
“Perempuan itu harus cerdas, ramah, bermanfaat, dan mampu memanajemen keuangan dengan baik. Karena kalau perempuan itu bodoh, anak-anaknya bodoh. Dari seorang ibu yang cerdas, akan lahir anak-anak yang cerdas. Tapi cerdas itu tidak hanya cerdas intelektual. Akan tetapi juga cerdas spiritual dan cerdas emosional,” ujarnya.
Menurut Untari, selain kemampuan intelektual, perempuan harus menguasai dan memahami budi pekerti untuk menjadi pendidik bagi anak-anaknya.
“Kalau cuman pintar intelektual tidak bisa mendidik anak. Karena hanya pakai akal saja. Akal penting, tapi akal harus dilandasi dengan hati nurani. Dengan budi pekerti yang luhur, anak-anak kita bisa dididik jadi anak-anak yang baik,” jelasnya.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menceritakan pengalamannya mengatur dan mendidik anak-anaknya. Sewaktu anak-anaknya kecil, jelas Untari, dirinya membuat peraturan untuk tidak menerima tamu di bawah pukul 8 malam. Karena mulai pukul 6 sampai pukul 8 malam, adalah waktu untuk berkumpul dan mengajari anak-anaknya.
“Jadi kalau mau bertamu ke rumah saya harus di atas pukul 8 malam. Jika bertamu setelah maghrib, meski saya di rumah, saya tidak akan menemuinya,” tuturnya.
Untari menegaskan, perempuan harus tegas dan mampu mengatur uang yang diberikan suami. Menurutnya, uang yang sedikit itu bisa jadi lebih. Begitu juga uang yang banyak bisa jadi kurang. Bergantung pada manajemennya. Kalau perempuan pintar mengatur keuangan di rumah, uang yang sedikit bisa jadi berkah, bisa jadi banyak.
Selain memahami manajemen keuangan, Untari menekankan pentingnya perempuan untuk selalu aktif memahami kondisi dan keadaan orang-orang di sekitarnya. Sehingga, perempuan bisa mengatur waktu dan recourses keluarganya.
“Sejak kecil saya jadi aktivis. Mulai dari Pramuka, Remaja Masjid, HMJ, karang taruna. Semua itu untuk mengasah kepekaan dan kepedulian kita pada orang lain. Untuk kita pandai mengatur waktu, mengatur recourses yang ada, yaitu SDM, aset, dan jaringan. Keluarga harus punya visi-misi seperti perusahaan. Jangan biarkan keluarga berjalan learning by doing saja. Tapi harus ada penetapan visi. Contoh, kita mesti punya rumah sendiri. Kita mesti hidup mandiri. Kita musti punya anak. Anak-anak ditabungkan, anak-anak disekolahkan,” tuturnya.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur itu menggaris bawahi pentingnya pendidikan budi pekerti dan uswatun hasanah orang tua pada anak-anaknya. Menurutnya, anak harus mendapatkan pendidikan dan contoh yang baik dari bapak-ibunya.
“Akan tetapi tidak hanya pendidikan yang bersifat ragawi. Yang lebih penting adalah pendidikan budi pekerti. Mengajari anak-anak untuk baik itu dimulai dari rumah. Yang baik itu dicontoni ibunya, dicontoni ayahnya. Bukan tetangganya. Kalau ayah-ibunya perilakunya jelek, ya anak-anakya jelek. Makanya, jadilah ibu yang baik, ibu yang cerdas. Ibu yang mengerti. Ibu yang pintar. Karena Ibu yang pintar akan melahirkan generasi-generasi yang pitnar,” tegas perempuan yang menjabat Ketua Umum Dekopin. (set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS