MOJOKERTO – Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Hj. Setia Pudji Lestari meminta pemerintah Kabupaten Mojokerto untuk terus melakukan kampanye penerapan protokol kesehatan Covid-19 dan pentingnya penerapan M5 (Mencuci tangan, Memakai masker, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Mengurangi mobilitas) dalam setiap aktivitas masyarakat.
Hal itu disampaikan Pudji seiring lonjakan Covid-19 di lingkungan Sidomulyo, Mentian,Kota Mojokerto pada, Selasa 15/6/2021 yang menyebabkan 4 orang meninggal dunia dan 39 orang lainnya dinyataan positif Covid-19.
“Pemerintah Kabupaten juga harus membuat langkah-langkah pencegahan dengan memperketat aktivitas yang berpotensi menimbulkan kerumunan itu penting. Juga memperbanyak sosialisasi pentingnya menjalankan M5 dan bahayanya jika tidak diterapkan,” terang Pudji Rabu, (16/6/2021).
Menurut Pudji, peran pemerintah sangat penting untuk menghentikan sebaran Covid-19 di Kabupaten Mojokerto ini. Pemerintah juga harus mengantisipasi jika yang terjadi di Kota Mojokerto merambat sampai ke Kabupaten Mojokerto, pemerintah Kabupaten sudah memiliki langkah-langkah antisipatif yang bisa ditempuh.
Dia mencontohkan, jika terjadi lonjakan Covid-19 di Kabupaten Mojokerto ini, maka kebijakan pemerintah terkait sekolah tatap muka juga harus ditunda sampai kondisi memungkinkan sekolah tatap muka diberlakukan kembali.
“Jika angka Covid-19 semakin naik tentu tidak menutup kemungkinan agar sekolah tatap muka ditunda sampai situasi kondisi aman, kita tidak bisa main-main untuk memberantas virus ini,” tegas Pudji.
Selain itu, Wakabid Komunikasi Politik DPC PDI Perjuangan Kabupaten Mojokerto ini juga meminta agar pemerintah segera menyelesaikan proses vaksinasi untuk masyarakat, terutama untuk masyarakat yang berjualan di pasar-pasar, lembaga permasyarakatan (LP) juga warga yang bekerja dengan cara tatap muka.
“Kita harus belajar dari kota Mojokerto, langkah antisipasi harus segera diambil juga proses vaksinasi harus dipercepat terutama untuk pedagang di pasar, narapidana yang ada di LP juga warga yang bekerja dengan cara bertatap muka secara langsung. Kenapa? Karena di tempat-tempat inilah mereka berinteraksi secara langsung pasti berkerumun, tentu ini menjadi sangat penting untuk segera dilakukan,” beber Pudji.
Selain peran pemerintah, kesadaran masyarakat terhadap bahaya Covid-19 ini juga menjadi penting untuk menghentikan sebaran Covid-19 ini. “Butuh kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk saling menjaga dan mengurangi kegiatan yang berpotensi membuat kerumunan, misalnya tradisi tasyakuran nikahanan dan lain sebagainya,” tutur Pudji. (arul/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS