NGAWI – Menggeluti usaha tidak hanya melulu tentang profit. Sebagaimana Choirul Amri, warga asal Kecamatan Sine ini, menggeluti ternak ternak kambing dengan melibatkan banyak orang; memberdayakan warga sekitar.
Tidak seperti ternak pada umumnya, Amri memilih kambing perah sebagai pilar usaha miliknya.
“Usaha ternak kambing, kita memilih yang berbeda dengan lainya. Yang ada nilai lebihnya, berdasarkan hasil riset saya, kambing perah yang memiliki multiplier effect banyak,” ungkap Amri kepada kontributor pdiperjuangan-jatim.com, Senin (31/5/21).
Multiplier effect yang dimaksud Amri adalah tentang bagaimana usaha memiliki nilai kebermanfaatan yang luas. Disebutkan Amri, fokus produksi di usahanya jelas berupa susu perah segar, namun juga memiliki efek lain yang sama besar manfaatnya.
Usaha yang dinamai “Bumi Retawu Farm” ini telah dimulai sejak tahun 2016. Ide usahanya berawal dari pengamatan lingkungan sekitarnya. Menurut Amri, desanya memiliki potensi di bidang peternakan, sebab warga sekitar banyak yang menggeluti usaha di bidang itu.
“Kita lihat potensi dari wilayah sini, terlebih tetangga sekitar banyak yang menggeluti bidang ini. Kalau untuk usaha peternakan sapi modalnya terlalu banyak, akhirnya diputuskan usaha kambing perah ini,” cerita Amri.
Usaha ternak kambing perah Bumi Retawu Farm ini memberdayakan warga sekitar sebagai pengelolanya. Untuk pengelolaan dibagi dalan dua kelompok. Kelompok di kandang penangkaran dan pemerahan.
“Untuk produksi jelas berupa susu segar. Di sini kami juga berternak, untuk kambing jantan bisa dijual untuk qurban, kemudian dari sisi pemerah setiap hari juga dapat komisi dari hasil perahnya sekaligus kotoran kambing untuk pupuk, yang bisa dijual setiap bulannya,” ujar Amri menjelaskan.
Produk Bumi Retawu Farm tidak hanya susu kambing murni saja. Saat ini Bumi Retawu Farm telah berinovasi dengan membuat sabun kecantikan yang terbuat dari susu kambing perah.
“Kita juga memberdayakan ibu-ibu tetangga sekitar untuk menjadi reseller produk sabun kecantikan milik kita,” ungkap Amri.
Kader PDI Perjuangan itu juga mengatakan usahanya sebagai bentuk kerja politiknya. Sebagai seorang politisi, terang Amri, dirinya harus tahu kondisi masyarakatnya.
“Kalau kita bicara PDI Perjuangan, akarnya kan Marhaenisme Bung Karno. Itu sebagai bentuk kerja politik saya, saya jadi tahu kondisi masyarakat bawah seperti apa, problematika peternak, petani seperti apa, kalau kita terjun langsung jadi tahu yang sebenarnya,” ujar Amri.
Amri juga berpesan agar para kader PDI Perjuangan Ngawi turun ke bawah, ke masyarakat tidak hanya saat ada hajatan saja. (mmf/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS