KEDIRI – Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengunjungi kediaman Trismiyati, ibunda Serda Edi Wibowo, satu dari 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 yang tenggelam di perairan Bali.
Trismiyati tinggal di Desa Ngadiluwih, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Hanindhito menyampaikan belasungkawa sekaligus prihatin atas peristiwa yang menimpa Serda Edi Wibowo.
Bupati yang akrab disapa Mas Bup ini terlihat larut dalam kesedihan, saat bertemu ibu korban. Meski demikian bapak satu anak ini berusaha untuk tetap tegar dan membesarkan hati Trismiyati.
Baca juga: Bamusi DPD Jatim Salat Gaib untuk Prajurit KRI Nanggala-402
Dalam kesempatan tersebut, kader PDI Perjuangan ini mengatakan, musibah yang menimpa Serda Edi Wibowo serta seluruh kru KRI Nanggala 402 merupakan musibah di luar dugaan.
“Apa pun itu prajurit sedang menjalankan tugas, di saat kita tertidur mereka sedang bekerja. Maka sudah menjadi kewajiban pemerintah jika terjadi apa apa, harus mengcover kebutuhan keluarganya,” ucap Mas Bup.
Saat ini, istri dan anak Serda Wibowo berada di Sidoarjo. Pemerintah Kabupaten Kediri bakal mengcover biaya pendidikan putra Serda Wibowo hingga jenjang perguruan tinggi.

“Saya minta data anaknya, supaya bisa kita cover biaya pendidikannya hingga jenjang perguruan tinggi nanti. Kalau sudah ada kejadian seperti ini kita tidak melihat, tempat tinggal di kabupaten mana, kita melihatnya Warga Negara Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, Trismiyati menceritakan semenjak remaja hingga dewasa, putranya tersebut empati sosialnya sangat tinggi.
Dia mengungkapkan, sekira 30 menit sebelum berangkat menyelam bersama KRI Nanggala 402, Edi Wibowo sempat pamitan dan meminta doa restu darinya. Saat pamitan Serda Edi Wibowo menghubunginya melalui telepon.
“Dia selalu perhatian sama orangtua dan semua orang. Terakhir kali ia sempat berbicara pada hari Senin 19 April 2021 ketika mau menyelam. Dia pamitan bu, saya mau berangkat mau menyelam. Masih ada waktu setengah jam, saya minta doa restunya,” kenang Trismiyati.
Dia mengaku tidak memiliki firasat apa pun. Dia hanya melihat terakhir kali badan putranya terlihat semakin kurus. “Saya sempat tanya, badanmu kok semakin kurus to le, dia jawab katanya banyak kegiatan cuman gitu,” tuturnya.
Selama dinas kerja, jika ada waktu luang atau di kala libur, Serda Edi Wibowo selalu menyempatkan diri pulang menjenguknya ke Ngadiluwih. Kepergian ragil dari 4 bersudara itu meninggalkan seorang istri dan 2 orang anak.
Trismiyati menambahkan, ada keinginan mulia dari Serda Edi Wibowo yang belum kesampaian hingga sampai sekarang, yakni ingin mengajak ibu dan keluarganya berangkat ke Tanah Suci.
“Bilang mau Umroh, ibu sudah aku daftarin katanya. Umrohnya sama istri, keluarga dan mertuanya,” terang Trismiyati. (putera/pr)