GRESIK – Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah melakukan inspeksi mendadak (sidak) layanan kependudukan di Kantor Kecamatan Dukun, Rabu (24/3/2021). Kedatangan Bu Min sapaan Wabup Gresik, ingin mengetahui kesiapan dalam pelaksanaan program ‘Lahir Pulang Bawa Akte’.
Celakanya, di Kantor Kecamatan Dukun itu tidak terlihat pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil). Tapi, hanya mendapati satu pegawai kecamatan yang diperbantukan.
“Seharusnya pegawai Dispendukcapil tetap standby sesuai jam kerja. Sehingga masyarakat yang ingin mengurus KK, KTP atau catatan sipil lainnya bisa terlayani dengan baik,” kata Bu Min usai sidak.
Perempuan pertama yang menjabat Wabup Gresik itu sangat menyayangkan ketidakhadiran pegawai Dispenduk di ruang layanan tersebut.
Apalagi, layanan administrasi pencatatan sipil di Kecamatan Dukun ini satu-satunya kecamatan di wilayah Pantura yang memiliki support cetak E-KTP.
“Jangan sampai pegawai yang bertugas melayani cetak E-KTP maupun catatan sipil lainnya meninggalkan tempat saat jam kerja. Kasihan masyarakat yang jauh-jauh datang ternyata tidak terlayani,” ujarnya.

Dalam sidak yang berlangsung sekitar pukul 07.45 WIB, Camat Dukun Fatah Hadi juga tidak terlihat di kantornya. Hanya ada Sekcam Dukun Muh Sampurno bersama sejumlah staf yang menyambut kehadiran Bu Min ketika sidak.
Sementara itu, ketika sidak ke Kantor UPT Puskesmas Mentaras, Bu Min mendapat keluhan dari masyarakat karena kurang ramahnya petugas resepsionis terhadap pasien.
Tak hanya itu, dia juga menemukan adanya data yang tidak sinkron terkait jumlah kasus stunting atau kekurangan gizi anak.
“Waktu saya tanya data kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Mentaras, Kepala UPT-nya bilang cuma ada 7. Yakni 5 di Desa Lowayu dan 2 di Tirem. Setelah saya cek lagi ternyata data yang tercatat ada 272 kasus,” ucapnya.
Bu Min meminta agar pelayanan di UPT Puskesmas Mentaras lebih ditingkatkan. Tetap bersikap ramah kepada masyarakat membutuhkan pelayanan medis.
“Tadi kami juga mampir ke Kantor Desa Mojopetung. Ternyata layanan di ruang Polindesnya tidak ada petugas medis satupun. Harusnya ada yang standby di situ,” imbuhnya. (mus)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS