KEDIRI – DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri, Sabtu (1/8/2020) menggelar Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) Pemenangan Pilkada Kabupaten Kediri 2020.
Rakercabsus di kantor DPC itu dihadiri pasangan calon yang diusung PDIP di Pilbup Kediri 2020, yakni bakal Calon Bupati-Wakil Bupati Hanindhito Himawan Pramana dan Dewi Maria Ulfa.
Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kediri Budi Sulistyono mengatakan, rakercabsus juga untuk mensosialisasikan pasangan Mas Dhito-Mbak Dewi ke jajaran pengurus DPC, anggota Fraksi PDIP DPRD setempat, dan seluruh PAC PDIP se-Kabupaten Kediri.
“Secara formal DPD, DPP telah menurunkan rekomendasi pasangan Mas Dhito dan Mbak Dewi. Rekomendasi dalam bentuk pasangan digunakan untuk legalitas kepada KPU, ini resmi,“ kata Budi Sulistyono, yang akrab disapa Kanang.
Dia memastikan, seluruh kader dan simpatisan PDIP Kabupaten Kediri solid untuk mendukung jagonya (Mas Dhito-Mbak Dewi). Bahkan, sebut Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur yang juga Bupati Ngawi ini, saat ini mayoritas partai politik telah bergabung dan mendukung Mas Dhito-Mbak Dewi.
Sementara itu, Hanindhito yang hadir di rakercabsus membeberkan beberapa programnya jika nanti dipercaya memimpin Kabupaten Kediri bersama Dewi Maria.
Di antaranya, akan melakukan evaluasi Tim Pertimbangan Percepatan Pembangunan (TP3) Kabupaten Kediri. Pasalnya, kewenangan TP3 dinilai melebihi kewenangan bupati.
Di bidang pendidikan adalah terkait guru honorer yang gajinya saat ini dinilai minim. Menurutnya, guru honorer seminggu tidak mencukupi, bahkan sehari kemungkinan sudah habis.
Kemudian program unggulan di bidang pertanian, mayoritas masyarakat Kabupaten Kediri adalah petani. Di sektor ini, pihaknya menyiapkan program DITO, yaitu membentuk Desa Inovasi Tani Organik.
Program unggulan di bidang kesehatan terkait BPJS Kesehatan yang sampai sekarang belum mengkaver semua warga Kabupaten Kediri.
Menurutnya, kehadiran pemerintah daerah dalam memperjuangkan hak dasar kesehatan masyarakatnya belum optimal. Padahal, jelas dia, dari sisi APBD masih memungkinkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan itu.
Di bidang olahraga, dirinya melihat bahwa olahraga di Kabupaten Kediri seolah mati suri. Menurutnya, perlu adanya kebijakan strategis dan inovatif dalam menggenjot olahraga.
Program unggulan terakhir adalah upaya mengubah paradigma atau komunikasi antara masyarakat, kepala desa dengan bupati. Mas Dhito menganalogikan, masyarakat dan kepala desa, tanpa bupati tetap hidup dan tidak ada masalah. Tetapi bupati tanpa masyarakat, akan mati.
“Lalu apa yang bisa dilakukan? Pendopo Kabupaten akan saya buka 24 jam untuk panjenengan sedoyo (semua). Hari Jumat ada Jumat Ngopi yaitu, ngobrol persoalan sekalian mencari solusi,“ bebernya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS