
KUNINGAN – Ketua Umum PDI Perjuangan menginginkan perkebunan di Indonesia terus ditingkatkan. Menurut Megawati, banyak potensi lahan yang sebenarnya bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat tetapi justru belum dimanfaatkan.
“Kebun raya saya lihat potensinya luar biasa, bisa diperindah. Seperti pohon kemuning, kalau sudah berkembang wanginya seperti apa,” kata Megawati, saat meresmikan Kebun Raya Kuningan, Jawa Barat, Kamis (4/4/2019).
Kebun raya itu terletak di kaki Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan. Tampak menyertai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia itu dalam kunjungannya antara lain Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua DPD PDIP Jabar TB Hasanuddin.
Putri Proklamator RI Bung Karno itu mengharapkan tumbuh-tumbuhan endemik asli Indonesia dan dari luar negeri bisa diteliti dengan baik. Menurut dia, sejauh ini, penelitian tentang hal tersebut sangat kecil jika melihat alokasi dana dari APBN yang angkanya di bawah satu persen.
Megawati pernah minta Menteri Riset, Tenologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir agar dalam anggaran penelitian di APBN ditingkatkan menjadi 5 persen karena banyak yang perlu diteliti termasuk Kebun Raya Bogor dan Cibodas. Namun, kata Megawati, permintaannya tersebut sulit dikabulkan.

Meski begitu, Presiden ke-5 RI ini meyakini pemerintah bisa menyiasati masalah anggaran itu. Yakni dengan melibatkan pengusaha.
Konsesinya adalah membiarkan pengusaha-pengusaha menggunakan namanya di lahan perkebunan. “Ada Rumah Anggrek Bogor itu dari kami,” tambah dia.
Megawati lantas mencontohkan pengembangbiakan bunga sakura dari Jepang di sekitar Cibodas. Meski belum melihat langsung, Megawati mengaku sudah menerima kabar bahwa sakura yang dikembangbiakkan di Cibodas telah berbunga.
“Katanya sudah berbunga malah dua kali saya belum lihat, padahal itu bukan endemik kita,” jelas dia.
Selain itu, Megawati berpesan tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. “Saya dari dulu mengatakan bahwa memberi pelajaran politik itu bahwa politik itu sebenarnya bagian dari kehidupan. Jadi bukan hanya mereka yang ikut politik itu jadi pragmatis, menjadi sangat kering, karema tak ada yang dipikirkan selain berpolitik,” tuturnya.
Sejak kecil Megawati hobi dengan tanaman, sebagaimana Bung Karno. Hijaunya Padang Arafah, Arab Saudi, tidak terlepas dari perhatian besar Bung Karno yang begitu bangga dengan kekayaan flora dan fauna Indonesia Raya.

“Saya tanamkan rasa cinta terhadap tanaman kepada masyarakat Indonesia, dan khususnya kader-kader PDI Perjuangan. Itu bukan sekedar hobi, namun sebagai tanggung jawab masa depan. Karena itulah di PDI Perjuangan saya tanamkan kultur mencintai bumi dan penghidupan itu melalui tanaman,” ujar Megawati.
Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto yang melihat secara langsung bagaimana seluruh kontemplasi politik Megawati Soekarnoputri melalui hobinya bercocok tanam menambahkan bahwa PDI Perjuangan semakin sadar bagaimana politik itu membumi, menyentuh hal yang elementer terkait dengan cabai, sayur-sayuran, dan komitmen melestarikan bumi.
Menurutnya, di PDIP, apa yang menjadi hobi Megawati terkait tanaman, bumbu-bumbuan, dan mencintai kuliner nusantara, dijadikan sebagai kultur organisasi kepartaian. Sebab bicara tentang tanaman, sumber makanan, daya cita rasa bumbu nusantara, juga berbicara tentang capaian kebudayaan Indonesia.
Megawati, sebutnya, sangat prihatin, mengapa perhatian anak-anak muda di bidang pertanian sangat kurang. Padahal, sektor pertanian sangat menjanjikan penghidupan yang layak, selama dilakukan dengan totalitas dan penuh keahlian.“Pemerintahan Pak Jokowi ke depan akan semakin memberikan perhatian yang begitu besar pada SDM dan kegiatan penelitian hulu ke hilir, dari penelitian benih unggul, kultur jaringan, hingga penanaman, proses produksi pasca panen, pengolahan produk dan pemasaran,” ujarnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS