TANGERANG – Presiden Joko Widodo blusukan ke Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Minggu (4/11/2018) . Jokowi ingin mengecek kebenaran omongan sejumlah pihak yang mengatakan harga-harga barang di pasar mengalami kenaikan.
“Tadi pagi jam 06.00 WIB, saya sudah masuk ke Pasar Anyar. Ngapain di pasar? Karena ada yang mengatakan, harga-harga naik,” kata Jokowi di depan 1.000 caleg perempuan di Hotel JHL Solitaire, Kota Tangerang, kemarin.
Sontak, para caleg perempuan yang menghadiri acara itu berteriak, “bohong.” “Ya, saya ingin membuktikan itu,” lanjut Jokowi.
Nyatanya, Jokowi menemukan harga sejumlah bahan pangan di pasar tergolong stabil. Misalnya, telur ayam seharga Rp 22.000 per kilogram dan tempe seharga Rp 5.000 per batang.
“Saya lihat tempenya gede-gede banget. Kalau dipotong-potong, jadi 15 potong. Kalau saya, ya mungkin makan tiga saja sudah enggak muat,” ujar Jokowi yang disambut tawa.
Dia mengaku heran dengan pihak yang bilang bahwa harga bahan pangan naik. Sebab, tingkat inflasi tahun 2018 ini hanya 3,5 persen.
Angka ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, yang tingkat inflasinya sampai menyentuh angka 7 hingga 8 persen. “Artinya apa? Artinya sebenarnya harga-harga terkendali,” jelasnya.
Oleh sebab itu, dia minta pihak-pihak itu menyetop menyebarkan kabar yang tidak benar. Hal semacam itu justru berimbas negatif bagi keberlangsungan pasar tradisional.
“Jangan ada lagi yang masuk lalu keluar ke pasar kemudian teriak-teriak harga mahal. Ini bahaya. Ibu-ibu enggak akan mau lagi masuk ke pasar tradisional. Pedagang-pedagangnya pada ngamuk juga nanti,” kata Jokowi.

“Hati-hati statemen seperti itu bisa merugikan pasar tradisional dan pedagang di pasar,” tambah dia.
Jokowi blusukan sekitar 30 menit di Pasar Anyar. Selain membeli ikan, Jokowi juga membeli tahu, tempe, melinjo, petai, daging sapi, dan jeruk peras.
Di sela blusukan, mantan Wali Kota Solo ini sempat disapa pedagang yang berasal dari Boyolali,Jawa Tengah.
Awalnya, Jokowi sedang menyusuri gang pasar. Dia kemudian singgah di sebuah lapak ikan. Jokowi pun membeli satu kilogram ikan laut.
Tiba-tiba, laki-laki pedagang ikan tersebut nyeletuk, “Saya orang Boyolali lho, Pak Jokowi.” Mendengar celetukan itu, Presiden Jokowi tersenyum. “Oh, Boyolali…” ujar Jokowi.
Kemudian, si pedagang mengatakan, kampung halamannya di Boyolali, tepatnya berada di Sambi. Jokowi mengatakan, ia juga berdarah Boyolali. Orangtua dari Ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomihardjo, berasal dari Boyolali.
“Kalau saya di Ngemplak,” timpal Jokowi dengan menggunakan bahasa Jawa.
Diketahui, kakek dan nenek Jokowi dari ibunya bernama Wirorejo dan Sani. Keduanya berasal dari Dusun Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa Tengah. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS