Kamis
15 Mei 2025 | 1 : 16

Kusnadi: Petani Sragi Luar Biasa!

pdip-jatim-kusnadi-sobujo-banyuwangi1

BANYUWANGI – Semangat kalangan muda Desa Sragi, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi untuk bertani, mendapat perhatian khusus Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Kusnadi.

Apalagi, model bertani warga setempat dikembalikan ke budaya zaman dulu yang mengedepankan kearifan lokal, dan menjadikan Desa Sragi sebagai daerah pertanian ramah lingkungan.

Saat bersilaturahmi dengan warga Sragi di ruang pertemuan Komunitas Sobujo (Soko Bumi Jowo), Minggu (3/9/2017) malam, Kusnadi menyampaikan apresiasinya.

“Begitu melihat generasi muda di sini mau bertani, saya katakan ini sesuatu yang luar biasa. Sebab, meski profesi petani itu mulia, tapi memang tidak menjanjikan secara ekonomi,” kata Kusnadi.

Pria yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Timur ini mengunjungi markas Sobujo Community yang dikoordinir Agus Priyono, di sela kunjungannya ke Banyuwangi.

Siang hari sebelumnya, dia membuka Pendidikan Kader Pratama yang digelar DPC PDI Perjuangan Kabupaten Banyuwangi, di Balai Diklat PNS, Kecamatan Licin.

Agar bisa menghasilkan nilai lebih ketimbang bertani secara tradisional, kata Kusnadi, petani harus berinovasi. Misalnya, seperti yang sudah dilaksanakan petani anggota Sobujo, yakni menanam dan menghasilkan bibit padi hitam.

Apalagi, untuk menanam varietas padi jenis ini, petani setempat menggunakan pupuk organik yang juga dibuat sendiri.

Tekad petani Sragi menggunakan pupuk organik, sebutnya, sebagai perjuangan yang luar biasa. Sebab, ujar dia, para petani tentu sudah menyadari, jika menggunakan pupuk organik, hasil pertaniannya tidak bisa melimpah sebagaimana memakai pupuk kimia.

Selain itu, penggunaan pupuk organik merupakan upaya menjaga kondisi tanah tetap ‘sehat’, sehingga bisa ditanami selamanya.

“Beda dengan lahan yang selalu diberi pupuk kimia, makin lama tanahnya akan mati, sehingga menjadi bero. Kalau sudah begini, pemiliknya akan menjual tanah sawahnya kepada pengembang, sehingga makin lama lahan persawahan habis,” ujarnya.

Di depan puluhan petani yang sebagian besar masih muda, Kusnadi mengajak mereka ‘istiqomah’ untuk bertani secara organik. Sebab, hasil dari pertanian ini juga bisa jadi sumber pemasukan yang cukup lumayan.

Apalagi, jika beras hitam yang dihasilkan disertifikasi dan diurus hak ciptanya. “Kalau sudah bersertifikat dan punya hak cipta, nilainya akan meningkat. Apalagi, beras jenis ini pembelinya kebanyakan orang kaya yang ingin badannya tetap sehat,” kata Kusnadi.

Silaturahmi antara petani organik Sragi dengan Kusnadi yang berlangsung hingga larut malam juga diisi dialog, seperti soal hambatan dan peluang yang bisa dikembangkan seputar pertanian organik. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

KRONIK

Depo Sampah Telang Dikeluhkan Warga, Bupa Lukman Gerak Cepat Lakukan Ini

BANGKALAN – Bupati Bangkalan, Lukman Hakim, meninjau langsung kondisi depo sampah di pinggir Jalan Raya Telang, ...
EKSEKUTIF

Optimalkan Pelayanan Masyarakat, Mas Ipin Lantik 992 ASN Kabupaten Trenggalek

TRENGGALEK – Bupati TmMochamad Nur Arifin melantik 992 orang aparatur sipil negara (ASN) Kabupaten Trenggalek ...
KRONIK

Banyuwangi akan Bangun 3 Fasilitas Pengolahan Sampah Berkapasitas 260 Ton, Didukung Austri dan UEA

BANYUWANGI – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi dalam melakukan pengolahan sampah secara sirkular ...
SEMENTARA ITU...

Candra: Cagar Budaya di Jember Butuh Perlindungan

JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember, Candra Ary Fianto berharap Pemerintah Kabupaten Jember dapat melestarikan ...
EKSEKUTIF

Ini Alasan Eri Cahyadi Haramkan Sekolah Negeri di Surabaya Gelar Wisata-Wisuda

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi kembali menegaskan larangan menggelar wisuda maupun wisata akhir sekolah, ...
SEMENTARA ITU...

Sepakbola Kades Cup I Lumajang Sukses Tanpa Tawuran, Babak Final Dibuka Wabup

LUMAJANG – Turnamen Sepakbola Kades Cup I, memasuki babak final, Selasa (13/5/2025). Acara dihelat sejak 11 April ...