PROBOLINGGO – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi mengatakan, sistem pemilu yang baru menuntut kader di Kota Probolinggo bekerja keras memenangkan pesta demokrasi. Tidak hanya Pilwali Probolinggo 2018, tapi juga Pileg dan Pilpres 2019.
Kerja keras tersebut, jelas Kusnadi, yakni mempertahankan tradisi kepemimpinan di Kota Probolinggo yang sejak era reformasi, selalu dipegang kader PDI Perjuangan.
Menurut Kusnadi, hukumnya wajib bagi jajaran pengurus dan kader PDI Perjuangan lainnya, memenangkan Pilwali Kota Probolinggo yang akan berlangsung pada 27 Juni 2018.
“Bagaimana pun caranya, kepala daerah dan wakil kepala daerahnya nanti, harus dari kader PDI Perjuangan,” kata Kusnadi, Selasa (22/8/2017).
Penegasan itu dia sampaikan, saat memberi pengarahan di rapat konsolidasi yang digelar DPC PDI Perjuangan Kota Probolinggo.
Rakor di kantor DPC itu dihadiri para pengurus mulai ranting, anak cabang, cabang, anggota fraksi DPRD Kota Probolinggo, dan para bakal calon wali kota/wakil wali kota yang mendaftar melalui PDIP.
Seiring dengan itu, lanjut Kusnadi, juga sudah dimulai tahapan pemilu 2019, baik pemilu legislatif, maupun pemilu presiden.
Di pileg dan pilpres, kader juga dituntut kerja keras, agar PDI Perjuangan menang di Kota Probolinggo.
“Jadi, mulai sekarang harus sudah mempersiapkan diri. Tidak hanya untuk pilkada, tapi juga pileg dan pilpres. PDI Perjuangan di Kota Probolinggo harus menang,” tandas Pak Kus, sapaan Kusnadi.
Untuk itu, tambah dia, modal utama yang harus dilakukan adalah, semua jajaran pengurus di DPC, anak cabang, hingga ranting dan anak ranting, tetap solid.
“Kita harus menjaga rumah kita ini agar tidak sampai kacau balau. Jangan sampai berkelahi antar teman sendiri. Kalau ini bisa dilakukan, sebagian kemenangan sudah kita pegang,” ujarnya.
Seperti diketahui, saat ini Wali Kota Probolinggo dipegang kader PDI Perjuangan, yakni Hj Rukmini Buchori. Sedang DPRD Kota Probolinggo juga dipimpin kader PDIP, Agus Rudiyanto Ghaffur. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS