JAKARTA – Ketua Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP PIP) Megawati Soekarnoputri menjelaskan lahirnya nilai-nilai Pancasila di hadapan calon perwira remaja TNI.
Menurut Megawati, pada 1 Juni 1945, Badan Persiapan Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) menerima secara aklamasi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.
“Dalam proses pembahasan, perumusan, dan persetujuan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka, yang diawali dari Sidang BPUPKI, Sidang Panitia Delapan, Sidang Panitia Sembilan yang melahirkan Piagam Jakarta, hingga Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI),” kata Megawati saat memberi pembekalan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (21/7/2017).
Dia mengaku senang ketika Presiden Joko Widodo menerbitkan Peraturan Presiden No. 24 tahun 2016, sebagai Hari Lahirnya Pancasila. Menurutnya, nilai Pancasila bersumber dari pidato Presiden Soekarno.
“Atas dasar pidato tersebut, kepada seluruh patriot pembela tanah air, khususnya kepada para taruna dan taruni, saya ingin menguraikan secara singkat keseluruhan spirit dalam sila Pancasila tersebut,” ujarnya.
Kemudian, Megawati menjelaskan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa yakni bangsa yang berketuhanan. Menurut Megawati, ketuhanan yang yang berkebudayaan; ketuhanan yang berbudi pekerti luhur, yakni tidak ada egoisme agama.
“Ketuhanan yang menghormati agama dan kepercayaan setiap warga Negara. Prinsip ketuhanan ini, ditingkat implementasi, berakar dari tradisi kehidupan beragama di Indonesia yang penuh toleransi. Contoh sederhana atas hal ini terlihat dalam tradisi halalbihalal yang sangat khas Indonesia dan berkebudayaan Indonesia,” paparnya.
Setelah itu, Megawati mengatakan sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab yang menegaskan bahwa cita-cita kemerdekaan Indonesia muncul dari perasaan senasib sebagai bangsa terjajah. Oleh sebab itu, Indonesia harus bebas segala bentuk penjajahan.
“Cita-cita kemanusiaan inilah yang melahirkan program nation and character building guna menjadikan manusia Indonesia yang merdeka, percaya diri, dan terbebaskan dari mentalitas bangsa terjajah. Dengan sila perikemanusiaan atau internasionalisme ini, Indonesia begitu aktif memperjuangkan suatu tatanan dunia baru yang bebas dari segala bentuk penjajahan. Atas dasar cita-cita ini, sejarah mencatat bagaimana Indonesia memelopori Konferensi Asia Afrika Gerakan Non Blok,” kata Megawati.
Selanjutnya, Megawati menjelaskan sila ketiga yang berbunyi persatuan Indonesia bermakna Indonesia yang berbangsa satu, bertanah air satu dan menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia.
“Sumpah Pemuda telah meletakkan dasar yang kokoh, bagaimana Indonesia yang merdeka itu hadir sebagai negara kebangsaan. Dengan prinsip kebangsaan ini, maka Indonesia dibangun untuk semua, bukan untuk suku tertentu, agama tertentu, atau golongan tertentu. Indonesia untuk semua, one for all, all for one. Prinsip kebangsaan ini berdiri kokoh di atas kesetaraan warga Negara Indonesia,” jelas Megawati.
Sila keempat, menurut Megawati, permusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan dan perwakilan. Sila keempat Pancasila, kata Megawati menggambarkan jati diri kepribadian bangsa dalam berdemokrasi. (goek/*)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS