JEMBER – Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi ‘angkat topi’ dengan kebijakan Bupati Jember dr Faida yang menargetkan 1.000 warung kopi dan warung rakyat berjaringan selama lima tahun mendatang.
Sebab, program warung kopi dan warung rakyat berjaringan ini memberdayakan masyarakat setempat, khususnya kaum dhuafa.
“Lewat program ini, kalangan muda, warga miskin dilatih untuk mengelola warung, dan dibantu permodalannya, sehingga mereka bisa meningkat taraf hidupnya,” kata Kusnadi, kemarin.
Seperti para pemilik warung kopi (warkop), mereka dilatih keterampilan meracik dan menyajikan kopi yang khas Jember. Peserta juga mendapatkan pelatihan terkait manajemen pembukuan sederhana.
Menurut Pak Kus, sapaan akrab Kusnadi, peserta pelatihan juga mendapatkan bantuan peralatan untuk usaha, termasuk kopi bubuk. “Kopi yang dijual, harus kopi asli dari Jember,” jelasnya.
Untuk meningkatkan hasil produk Jember, tambah Pak Kus, kebijakan Bupati Faida juga patut mendapatkan apresiasi.
Yakni, boleh-boleh saja minimarket seperti Indomaret atau Alfamart membuka usahanya di Jember, namun 30 persen barang-barang yang djual harus produk asli Jember.
“Kalau ini bisa berjalan, maka tidak ada lagi ketergantungan dari luar. Selain itu, kalangan petani dan produsen hasil pertanian dari Jember tentu akan diuntungkan,” ujarnya.
Pada Sabtu (14/1/2017) lalu, Pak Kus mendengar sendiri penjelasan kebijakan Pemkab Jember tersebut dari Bupati Faida.
Saat ngobrol dengan Pak Kus, dr Faida mengatakan, pihaknya menargetkan setiap tahun mengadakan pelatihan kepada 200 pemilik warkop dan warung rakyat berjaringan. Sehingga dalam waktu lima tahun, ditargetkan 1.000 pemilik warung sudah mengikuti pelatihan.
Menurut bupati yang diusung PDI Perjuangan saat Pilbup Jember 2015 lalu itu, pelatihan tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik warung yang banyak tersebar di 31 kecamatan.
“Kami berharap warung kopi maupun warung rakyat berjaringan mampu berkembang, sehingga membuka peluang kerja,” jelas Faida.
Selama berkunjung ke Jember, Pak Kus juga mampir di “Warkop QTA” salah satu warung berjaringan, di Jenggawah. Kebetulan, warkop ini dikelola seorang kader PDI Perjuangan setempat, yang sudah mengikuti pelatihan program warung berjaringan.
Minuman kopi yang disajikan di warkop ini bermacam jenis dan harganya. Mulai “Kopi Ndeso” seharga Rp 2.500 per gelas, “Vietnam Drip” seharga Rp 7.000 per gelas, hingga “Drip Cappucino” seharga Rp 8.000 segelas. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS