JEDDAH – Dewan Perwakilan Luar Negeri PDI Perjuangan Saudi Arabia melaporkan kasus yang dialami tenaga kerja Indonesia (TKI) Nurhayati Bt Muhammad Ali Tohrip (53) ke Menteri Tenaga Kerja RI, pejabat KJRI Jeddah, dan Direktur Perlindungan WNI & BHI Kemenlu RI.
TKI asal Sukabumi Jawa Barat yang sudah 17 tahun bekerja di kota Madinah itu sekarang dirawat di RS King Fahd Madinah. Nurhayati yang sebagian gajinya belum diberikan oleh majikannya itu, minta dipulangkan ke tanah air.
“Insya Allah, KJRI Jeddah akan langsung menindaklanjuti kasus tersebut,” kata Sofiyah Jusan, Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPLN PDI Perjuangan Saudi Arabia, Rabu (28/9/2016).
Kasus itu diketahui DPLN PDIP Saudi dari Sekjen Posko Perjuangan TKI (Pospertki) Oktavian Hardianto. Pospertki sebagai organisasi sayap PDIP tersebut sebelumnya menerima pengaduan dari salah satu netizen yang berinisial “K” melalui jejaring sosial.
Pengadu melaporkan adanya salah satu TKI yang sedang dirawat di RS King Fahd Madinah tidak dipulangkan oleh majikannya yang sudah bekerja 17 tahun lamanya, meski kontrak kerjanya sudah habis. Selain itu, sebagian gajinya belum dibayar sang majikan.
Kemudian, kepada Ketua DPLN PDI Perjuangan Saudi Arabia Sharief Rachmat, pengadu menjelaskan ihwal Nurhayati. Menurut pengadu, Nurhayati tidak mengetahui alamat majikannya, karena selama 17 tahun bekerja, hanya di dalam rumah.
Menurut pengadu, Nurhayati sudah dua kali masuk rumah sakit. Saat ini dia dirawat di lantai dua RD King Fahd.
“Dia minta bantuan untuk dipulangkan, dan mendapatkan sisa hak–haknya. Akan lebih bagus kalau ada orang KJRI Jeddah yang datang,” kata “K”, si pelapor kepada Sharief Rachmat.
Selama bekerja, gaji Nurhayati per bulannya sebesar 600 Riyal Saudi atau setara Rp 2 juta. Selama 17 tahun bekerja, gaji yang diterima Nurhayati baru 20.600 Riyal Saudi dengan rincian 3.600 Riyal Saudi dikirim ke Indonesia dan 17 ribu Riyal Saudi dibelikan emas. Hanya saja, emas yang dibeli tersebut saat ini ada di tangan majikannya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS