Senin
21 April 2025 | 1 : 31

Pengajian Plus Kaderisasi

Didik Bledek gelar pengajian

Didik Bledek gelar pengajianLANTUNAN Shalawat Nabi menggema di aula Hotel Vini Vidi Visi, Jalan Tambakbayan Tengah Surabaya, Minggu (23/3) siang. Sekira 3.000 jemaah memenuhi ruangan nampak takzim mengikuti pengajian dan kaderisasi PDI Perjuangan yang digelar H.Tri Didik Adiono, caleg DPRD Surabaya dapil 1 (Kec. Bubutan, Kec.Genteng, Kec.Gubeng, Kec.Krembangan, Kec.Simokerto dan Kec.Tegalsari).

Menurut politisi yang lebih akrab disapa Didik Bledhek ini, pengajian sengaja digelar sekaligus dijadikan ajang kaderisasi PDI Perjuangan. “Saya ingin memasukkan nilai-nilai perjuangan partai dalam materi pengajian. Saya yakin ini selaras dengan nilai perjuangan dalam Islam. Intinya kan menegakkan keadilan dan mewujudkan kesejahteraan,” jelas Didik.

Didik mengaku selama ini sudah membina banyak pengajian ibu-ibu. “Mereka mesti faham bahwa saya adalah kader banteng. Sudah semestinya bila mereka kemudian mendukung langkah-langkah PDI Perjuangan mewujudkan kesejahteraan rakyat,” ujar anggota komisi A DPRD Surabaya ini.

Peserta pengajian yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu itu terlihat antusias mengikuti tausiah yang diberikan Al-Ustadz Aris Yoyok dari Surabaya. Hadir dalam acara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya Whisnu Sakti Buana, Caleg DPRD Provinsi Bambang DH, dan Caleg DPR RI Henky Kurniadi.

Dalam tausiahnya, Ustadz Yoyok mengingatkan agar dalam pemilu masyarakat tidak golput. “Pemilu ini hajat kita memilih pemimpin, kalau golput artinya kita tidak bertanggung jawab terhadap kemaslahatan ummat. Karena itu kita mesti pintar-pintar memilih dengan mengenali calon pemimpinnya,” ujar dia.

Salah satu syarat dalam memilih pemimpin yang baik, Ustadz Yoyok menegaskan satu kriteria, yaitu pemimpin yang tak mau menerima hadiah dari rakyatnya. Menurutnya, seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah ingin mendekati atau mengambil hati.

“Oleh karena itu, hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah dari rakyatnya. Seperti sabda Rasulullah yang diriwayatkan Tabhrani, pemberian hadiah kepada pemimpin adalah pengkhianatan,” tuturnya.

Menghindar dari pemberian rakyat ini, lanjut Ustadz Yoyok, adalah upaya mencegah suap. “Kalau memilih pemimpinnya benar, dia tidak mau disuap, kasus seperti yang ramai ditangani KPK tak perlu terjadi,” katanya. (sa)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

EKSEKUTIF

Wisata Kalipinusan Sumbang PAD, Pemkab Lumajang Upayakan Jalan Beton ke Lokasi

LUMAJANG – Pemerintah Kabupaten Lumajang menunjukkan komitmen kuat dalam pengembangan sektor pariwisata berbasis ...
KRONIK

Kemana Saja Air Ronggojalu Mengalir? Legislator Arief Hidayat Minta Pemkab Probolinggo Buka Suara

KABUPATEN PROBOLINGGO – Anggota DPRD Kabupaten Probolinggo, Arief Hidayat, mempertanyakan sikap diam Pemerintah ...
KABAR CABANG

Halal Bihalal, Begini Pesan Anton Kusumo untuk Kader Banteng Kota Madiun

MADIUN – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Madiun menggelar acara halal bihalal di kantor partai yang ...
SEMENTARA ITU...

Wayang Kulit Digelar di Klenteng, Wali Kota Mojokerto: Simbol Keberagaman dan Harmoni

MOJOKERTO – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengapresiasi pagelaran wayang budaya yang juga turut memeriahkan ...
SEMENTARA ITU...

Amithya Dorong Event Kreatif di Kayutangan Heritage Diperbanyak

MALANG – Ketua DPRD Kota Malang Amithya Ratnanggani Siraduhita memberi acungan jempol acara bertajuk Batik Fashion ...
LEGISLATIF

Wiwin Isnawati: Budaya Tradisional Berperan Penting dalam Memperkuat Solidaritas Masyarakat

JOMBANG – Anggota Komisi B DPRD Jawa Timur, Wiwin Isnawati Sumrambah, menggelar sarasehan bertajuk “Memperkuat ...