SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi banjir menjelang musim hujan. Salah satunya memperbaiki saluran air yang ada di setiap wilayah Kota Surabaya.
Eri mengatakan, langkah antisipasi itu untuk mencegah banjir seperti yang terjadi di daerah lain di Indonesia. Dia mencontohkan, Bali dan Jakarta yang sempat terendam air beberapa waktu lalu.
“Kita lihat kondisi di Bali, Jakarta kemarin, ini menunjukkan curah hujan tidak seperti biasanya. Ketika musim panas hujan pun banjir parah,” kata Eri di Balai Kota Surabaya, Senin (6/10/2025).
Pihaknya akan mengatasi masalah banjir itu per wilayah. Seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Ketintang, Jalan Kebonsari, Jalan Jemursari, hingga Jalan Prapen yang butuh pelebaran saluran air.
“Kalau itu sudah dicarikan solusinya, semoga seperti di Dukuh Kupang. Dukuh Kupang sudah tidak ada banjir sama sekali, yang dulu (banjir) seleher, sekarang sudah tidak sama sekali,” ucapnya.
Kemudian, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memperbaiki saluran di wilayah Jalan Pakal dan Jalan Benowo. Wilayah tersebut sebelumnya menerima banjir kiriman dari Gresik.
“Yang belum selesai maksimal itu adalah yang Jalan Kupang Indah yang banjir biasa. Itu, karena kemarin RW-nya berharapnya diperbaiki kampung-kampungnya dulu,” ujarnya.
Selanjutnya, kata Eri, pihaknya juga menambah bozem atau kolam penampung hujan dan rumah pompa. Nantinya, air dari Kawasan Ketintang akan diarahkan ke Rumah Pompa Kebonsari.
“Banyak bozem yang kita tambahkan, di Ketintang sudah tidak ada lagi tampungan. Kalau itu sudah enggak dikasih itu akan bebannya berat jadi kita melarikan ke arah Kebonsari,” jelasnya.
Terakhir, Eri menyebut, sudah meminta adanya pengerukan di kawasan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Ketintang. Selain itu, dia juga membuat saluran baru yang mengarah ke Kali Tengah Wiyung.
Lebih lanjut, Eri berjanji bakal terus menangani banjir hingga tidak ada wilayah yang tergenang saat musim hujan. Dia juga sudah memasukkan program itu dalam anggaran 2026 mendatang.
“Sampai banjirnya hilang, kita akan terus jalankan. Kalau kita enggak ada percepatan-percepatan, ini bisa kerjanya sampai 2029, kasihan kampung-kampung, makanya ditarik di 2026,” tutupnya. (nia/pr)