PONOROGO – Hari Santri Nasional (HSN) 2025 yang jatuh pada 22 Oktober siap digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo. Rencana rangkaian kegiatan dibahas dalam rapat koordinasi yang digelar di ruang rapat Bantarangin, pada Senin (6/10/2025).
Rapat tersebut dipimpin oleh Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko. Juga dihadiri Wakil Bupati Ponorogo, Lisdyarita, perwakilan pondok pesantren dan berbagai organisasi masyarakat (ormas).
Bupati Sugiri mengatakan, peringatan Hari Santri kali ini akan berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ia ingin menyatukan seluruh elemen masyarakat.
Menurutnya, Hari Santri bukanlah hanya milik santri, namun milik bersama. Meskipun setiap ormas Islam/pondok pesantren menyelenggarakan acara sendiri, pihaknya mengemas Hari Santri dengan konsep Hari Santri Universal.
“Kami ingin mensinkronkan semua kegiatan hari santri. Ada HSN yang universal yang bersama-sama kita harus membentuk kepanitiaan besar dan Ponorogo adakan itu,” ungkapnya.

Politisi PDI Perjuangan itu merinci, akan ada banyak serangkaian acara sejak H-9 atau 13 Oktober sampai 22 Oktober 2025. Dengan konsep “funky” yang melibatkan generasi muda/millenial seperti Santri Run, Santri Ekstravaganza, Halaqoh Kebangsaan, Tabligh Akbar, Manuskrip Pesantren, hingga Apel Akbar.
Bahkan, santri dan masyarakat umum dihimbau untuk memakai sarung selama 9 hari.
“Bagaimana agar pesantren ini kami tampilkan sesuatu yang sangat funky, muda, millenial, agar anak-anak muda melihat pesantren yang menarik dan ada minat untuk mondok sesuai dengan Gerakan Ayo Mondok (GAM) yang digagas para kyai,” jelasnya.
Selain itu, bupati dua periode itu juga ingin menerapkan ekoteologi di pondok pesantren yang digagas oleh Menteri Agama. Yaitu penerapan nilai-nilai dan prinsip-prinsip keagamaan Islam untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
“Pesantren harus berwawasan lingkungan. Termasuk bagaimana menanam di pesantren, pengolahan sampah di pesantren. Jadi, tidak sampai buang sampah di luar pesantren,” tandasnya. (jrs/set)