SURABAYA – Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Lamongan menegaskan bahwa penanggulangan kemiskinan di daerah tidak akan efektif jika program-program yang diluncurkan pemerintah tidak tepat sasaran.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Lamongan, Erna Sujarwati, menyoroti masih banyaknya warga miskin di lapangan yang belum tersentuh bantuan sosial secara layak, akibat buruknya akurasi data dan lemahnya pembaruan informasi penerima manfaat.
“Hari ini masih banyak warga miskin yang seolah-olah diputus secara sepihak dari daftar penerima bantuan. Di bawah, kami menemukan banyak masyarakat yang benar-benar membutuhkan tetapi tidak mendapatkan bantuan, sementara yang tidak layak justru menerima,” ungkap Erna kepada pewarta media ini, Sabtu (9/8/2025).
Menurut perempuan yang juga Bendahara DPC PDI Perjuangan Lamongan tersebut, akar dari persoalan ini terletak pada ketidakakuratan data kemiskinan.
Dia menekankan pentingnya pembaruan rutin terhadap data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang menjadi basis utama dalam penyaluran berbagai program sosial pemerintah, mulai dari bantuan sembako, PKH, hingga BLT.
“Berangkatnya data kemiskinan sangat krusial. Artinya, data ini harus terus diperbarui dan diverifikasi secara berkala. Kita tahu bahwa saat ini DTKS masih menjadi acuan utama untuk penentuan penerima bansos, padahal faktanya tidak selalu mencerminkan kondisi riil di lapangan,” sebutnya.
Erna menyebutkan, perempuan merupakan kelompok paling terdampak dalam lingkaran kemiskinan, terutama ibu rumah tangga dan janda yang tidak memiliki akses ekonomi memadai.
“Saat kita bicara kemiskinan, jangan lupakan bahwa perempuan adalah kelompok yang paling terdampak. Mereka sering menjadi korban karena terbatasnya akses terhadap pekerjaan, pendidikan, dan layanan dasar lainnya. Kita perlu keberpihakan khusus pada perempuan dalam setiap program pengentasan kemiskinan,” tegas politisi muda ini.
Untuk itu, Erna mengajak generasi muda Lamongan untuk mulai terlibat aktif dalam isu-isu sosial dan kebijakan publik, khususnya yang berkaitan dengan kemiskinan dan ketimpangan sosial.
Menurutnya, tingkat kepedulian dan kepekaan anak muda saat ini masih rendah, padahal mereka memegang peran penting dalam membangun masa depan daerah.
“Anak-anak muda hari ini kurang kritis dan kurang peka terhadap lingkungan sosialnya. Tugas kita sebagai partai politik adalah mengajak mereka untuk sadar, peduli, dan terlibat. Kita butuh anak muda yang tidak hanya aktif di media sosial, tapi juga punya keinginan kuat untuk menyelesaikan masalah di sekitarnya,” pungkasnya. (yols/pr)