GRESIK – Bupati dan Wakil Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani – Asluchul Alif mengumpulkan seluruh kepala OPD, Camat, Kepala Desa hingga lurah se-kabupaten Gresik, Selasa (4/3/2025).
Kegiatan tersebut untuk menyelaraskan program dan langkah bersama mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga tingkat desa atau kelurahan. Tujuannya untuk mewujudkan Gresik Baru Lebih Maju.
Bupati Gresik Gus Yani menegaskan, pentingnya peran desa sebagai penggerak utama pembangunan kemajuan suatu daerah. Sehingga, kebijakan yang digulingkan pemerintah pusat maupun daerah dapat diterjemahkan hingga tingkat desa.
“Desa memiliki peran vital dalam kemajuan suatu daerah, oleh karena itu kolaborasi dan kebersamaan menjadi kunci utama,” kata Gus Yani, kader PDI Perjuangan tersebut.
Sementara itu, Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif menegaskan bahwa keberhasilan pembangunan daerah tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat.
“Tidak mungkin kami berdua berjalan sendiri. Kolaborasi adalah kunci. Program-program yang kita jalankan harus linier, mulai dari tingkat desa, kabupaten, hingga nasional,” imbuh Wabup Alif.
Wabup Alif menambahkan, ada empat fokus utama yang menjadi perhatian. Di antaranya dukungan terhadap program MBG (Makan Bergizi Gratis) dalam hubungannya dengan menggerakkan perekonomian lokal.
Kemudian, penanggulangan banjir akibat luapan Kali Lamong dan Bengawan Solo baik itu berupa pembangunan kolam retensi maupun relokasi sebagai solusi jangka panjang bagi masyarakat terdampak.
“Selanjutnya adalah infrastruktur, pembangunan eks jalan penghubung desa, sekolah dan puskesmas sangat penting. Supaya pelayanan publik semakin optimal,” katanya.
Wakil bupati asal kecamatan Manyar itu juga menekankan penguatan kolaborasi antar wilayah aglomerasi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
Sekadar diketahui, dalam diskusi tersebut terdapat beberapa isu yang dibahas sebagai berikut:
1. Ketahanan Pangan dan Harga Gabah
Bupati Yani menekankan pentingnya menjaga ketahanan pangan, dengan menetapkan harga minimal gabah sebesar Rp6.500 agar petani tetap sejahtera. Selain itu, sawah tadah hujan akan didata dan diusulkan ke pemerintah pusat untuk dikembangkan menjadi lebih produktif.
2. Efisiensi Anggaran
Selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.
Bupati Yani juga mengingatkan pentingnya efisiensi dalam penggunaan anggaran desa, memastikan setiap rupiah benar-benar berdampak bagi masyarakat.
3. Stabilisasi Harga Kebutuhan Pokok
Bupati Yani meminta kepala desa turut aktif memantau harga kebutuhan pokok di pasar, agar tidak terjadi lonjakan harga yang membebani masyarakat.
4. Pengelolaan Sampah Berbasis Desa
Salah satu perhatian serius adalah pengelolaan sampah. Bupati Yani mendorong agar setiap desa memiliki TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) untuk mengurangi sampah dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
5. Kolaborasi Desa dan BAZNAS Gresik
Bupati juga mengajak pemerintah desa untuk bersinergi dengan BAZNAS Gresik melalui pembentukan UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di desa-desa, sebagai bentuk penguatan ekonomi umat dan dukungan bagi masyarakat kurang mampu. (mus/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS