BANYUWANGI – Banjir yang melanda beberapa wilayah di perkotaan Banyuwangi menjadi perhatian khusus DPRD setempat. Hujan deras selama 3 jam sejak pukul 16:00 Wib membuat seluruh kawasan kota Banyuwangi banjir.
Ketua DPRD Banyuwangi, I Made Cahyana Negara, mengatakan bahwa pihaknya telah berulang mengingatkan pihak eksekutif agar segera mencari solusi yang baik untuk penanganan banjir di Banyuwangi kota.
Menurutnya, penanganan banjir di Banyuwangi harus dilakukan secara serius. Jika tidak segera tanggulangi secara baik, dikhawatirkan banjir di Banyuwangi akan semakin parah.
“Kami sudah sering kali mengingatkan Pemkab Banyuwangi agar menyiapkan solusi jangka panjang atas bencana banjir ini,” ujar Made, Senin, (17/02/2025) malam.

Ketua DPC PDI Perjuangan Banyuwangi itu menjelaskan, tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, banjir juga disebabkan adanya alih fungsi lahan di bagian hulu. Daya serap tanah terhadap air hujan semakin berkurang. Sementara di bagian hilir, banyak lahan persawahan produktif yang beralih fungsi menjadi area perumahan.
Kondisi perkotaaan itu diperparah dengan drainase yang kurang lancar. Selain sampah sumbatan, juga akibat endapan sedimen. Pada saat debit air bertambah, air akan meluber ke jalan dan pemukiman.
“Drainase di perkotaan sudah banyak yang kurang terawat,” tutur Made.
Pemkab seharusnya, lanjutnya, bisa merekonstruksi sistem drainase agar memiliki kapasitas yang lebih besar. Opsi lain yang bisa dilakukan adalah membuat sumur resapan air untuk meminimalkan banjir di wilayah perkotaan.
“Jika drainase kapasitasnya tidak diperbesar, aliran air ketika hujan dengan intensitas tinggi akan meluber ke jalan dan pemukiman warga. Itu sudah sering terjadi di Kota Banyuwangi ketika intensitas hujan tinggi,” ucapnya.
Made berharap, normalisasi sungai, drainase dan penataan sistem pembuangan air yang lebih baik harus dilakukan. Sungai yang melintas di perkotaan semakin dangkal akibat sedimentasi dari erosi di bagian hulu.
“Sehingga perlu dilakukan pengerukan sedimen agar aliran sungai menjadi lancar,” tandas Made. (ars/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS