JAKARTA – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sudah mengetahui beredarnya poster “Risma for DKI 1” di media sosial belakangan ini. Tapi dia menegaskan tidak tahu siapa pembuat poster tersebut.
“Saya enggak tahu, siapa itu. Enggak tahu aku,” kata Risma di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (9/5/2016).
Menurutnya, meski poster itu berasal dari warga Jakarta yang menginginkan dia maju sebagai calon gubernur, bukan berarti dia akan otomatis memenuhi dorongan dari arus bawah ini.
Kader PDI Perjuangan ini mengungkapkan, dirinya sudah berjanji kepada warga Surabaya untuk tetap menjadi wali kota sampai akhir masa jabatannya.
Bagi Risma, tak elok jika dia mengkhianati janjinya kepada warga Surabaya. Lagi pula, dia tidak pernah berpikir menjadi Gubernur Jakarta.
“Meski tugas di Surabaya, tapi lebih berat. Surabaya itu warganya seperempat Jakarta dan luasnya separo Jakarta. Jadi saya itu kayak tugas buat tiga kabupaten,” ujarnya.
Saat ditanya apakah ada permintaan dari PDI Perjuangan agar dia menjadi calon gubernur, Risma menjawab tak ada. Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri pun, ungkapnya, tak pernah menawarkan posisi tersebut kepadanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan, seluruh kepala daerah dari PDIP memiliki hak untuk ditugaskan oleh partai.
Namun, meski memiliki hak, tetap harus disertai dengan kriteria khusus. “Nah kriteria khusus itu hanya ada di Ketua Umum (Ketum) PDIP. Ketum yang berwenang memberikan penugasan,” ujarnya.
Seperti Risma, posisinya berbeda dengan calon lain yang mendaftarkan diri di penjaringan PDIP yang dibuka dan masih terus berlangsung. “Kalau Bu Risma itu ada pintu penugasan, jadi pintu ini nantinya adalah hak untuk ditugaskan partai,” jelasnya. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS