SURABAYA – Memasuki musim penghujan kali ini, Kota Surabaya memiliki 200 titik banjir yang sedang dalam proses penanganan.
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, 200 sumber banjir ini sudah turun dari masa awal dia menjabat, dimana terdapat 300 titik sumber banjir.
“Kalau ngomong 300 sumber ya di 1.000 wilayah. Kalau 200 sumber hari ini jadi sekitar 400 wilayah,” jelas Eri Cahyadi, kemarin.
Ini berarti terjadi penurunan titik dan wilayah yang mengalami banjir di Kota Surabaya.
Eri menjelaskan, sesuai data terdapat 30 titik banjir di Surabaya yang akibat adanya bangunan yang berubah fungsi dari rumah menjadi tempat usaha, tapi tidak melakukan perubahan saluran.
“Ini pelajaran, agar tempat usaha salurannya tidak sama dengan rumah tinggal. Dia harus mengganti salurannya,” ujar Eri.
Selain itu terkait maraknya perubahan fungsi bangunan yang tidak disertai pembangunan saluran, rencananya Pemkot Surabaya akan meminta para pemilik usaha untuk melakukan penyesuaian saluran dan memperketat izin usaha yang akan mengajukan perubahan fungsi bangunan.
“Saya minta dinas jangan permintaan izin dibebaskan, enggak mikir lingkungan,” tegasnya.
Rencananya Pemkot Surabaya akan memastikan keberlanjutan pembangunan seluruh kawasan yang berpotensi banjir terutama kawasan perkampungan pada tahun 2025.
Tapi, sebut Eri, pembangunan saluran yang dilaksakan di tahun 2024 telah berfungsi cukup baik dan perlu adanya penyambungan antar titik agar banjir bisa diatasi secara maksimal.
“Pembangunan sudah berhasil tapi belum terkoneksi semuanya. Banjir cuma 15 menit surut semua, berarti salurannya sudah berhasil. 2025 akan dikoneksikan,” terang Eri. (gio/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS