JOMBANG – Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) PDI Perjuangan, Aryo Seno Bagaskoro, mengampanyekan pasangan cagub-cawagub Jatim nomor urut 3, Tri Rismaharini dan KH Zahrul Azhar Asumta, di Kabupaten Jombang, Selasa (19/11/2024).
Kampanye dia lakukan melalui acara dialog di dua tempat. Pertama dilakukan di sebuah kafe di Jalan WR. Supratman, Tugu, Kepanjen, Kecamatan Jombang.
Sementara untuk kunjungan keduanya berlokasi di Tempat Penimbunan Kayu di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
Dalam dialognya, pemuda kelahiran Surabaya itu mengungkapkan bagaimana kepemimpinan calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 3, Tri Rismaharini, begitu membekas di dalam benaknya.
Seno mengaku, dirinya amat terinspirasi oleh keberanian dan keteguhan Risma dalam memimpin, terutama dalam mengatasi masalah besar yang sering dihadapi oleh masyarakat.
Contoh nyata yang ia sampaikan adalah, bagaimana Risma berhasil meningkatkan anggaran pendidikan di Surabaya hingga mencapai 32% dari APBD yang mencapai Rp.10 triliun.
“Anggaran pendidikannya saja, saat itu di Surabaya, besarannya mencapai 32% dari APBD yang 10 triliun itu,” ucapnya.
Hal tersebut membuktikan bahwa, Risma memiliki komitmen yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Selain meningkatkan taraf pendidikan, pria berusia 23 tahun tersebut membeber keberanian Risma menutup salah satu lokalisasi prostitusi yang konon terbesar di Asia Tenggara, yakni Dolly di Surabaya.
Dolly ditutup pada tahun 2014 setelah serangkaian panjang kebijakan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah daerah digelar.
Sebelum penutupan, Dolly dikenal sebagai tempat yang menghasilkan pendapatan besar untuk sektor ekonomi informal pada kawasan tersebut. Pendapatan tersebut diperoleh karena kawasan tersebut mendatangkan pengunjung dari berbagai kalangan termasuk domestik dan mancanegara.
“Penutupan Dolly itu tidak ada yang berani. Penegak hukum tidak ada yang berani karena backing-nya luar biasa. Tapi Bu Risma melawan itu semua, bahkan sudah siap dengan segala risiko, termasuk menghadapi para pemain kriminal besar,” jelas Seno dengan penuh semangat.
Namun, dibawah kepemimpinan Risma yang berani dan tegas, Dolly berhasil dihapuskan dan mengalami rehabilitasi total.
Setelah penutupan, sebagian masyarakat masih mengingat Dolly sebagai bagian dari sejarah kota Surabaya.
Kini, Dolly telah berubah menjadi tempat yang lebih produktif dan menguntungkan dari sisi ekonomi bagi masyarakat setempat.
Aksi yang demikian, sebut Seno, adalah contoh politik yang tidak hanya bersih tetapi juga penuh dengan dedikasi dan komitmen pada rakyat dari seorang Risma.
“Politik itu tidak melulu tentang praktik kotor, tetapi juga pemberi nafas sehat dan teladan yang baik. Saya ingin Jombang juga merasakan kepemimpinan Bu Risma,” imbuhnya.
Hal itu, imbuhnya, juga menjadi ciri khas Risma dimana kepemimpinannya mampu mencerminkan politik yang lebih optimistik untuk pembangunan bangsa.
“Kepemimpinan Bu Risma adalah antitesis dari politik kepura-puraan. Beliau tidak hanya berbicara, tapi juga bertindak nyata untuk kepentingan rakyat,” katanya.
Seno menambahkan bahwa kepemimpinan Risma yang berani melawan arus dan memperjuangkan yang benar adalah teladan bagi generasi muda kedepannya untuk tidak bersikap apatis terhadap politik.
Seno menutup dialog dengan harapan agar masyarakat Jombang dapat merasakan dampak positif dari kepemimpinan Tri Rismaharini jika terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur. (fath/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS