NGAWI – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono dan Dwi Rianto Jatmiko selalu berkampanye di pasar tradisional. Rupanya, ada maksud tertentu di balik aktivitas kampanye keduanya.
Berdasarkan salinan surat pemberitahuan kegiatan kampanye yang diterbitkan oleh Tim Pemenangan Ony-Antok, sebanyak 6 titik lokasi pasar tradisional menjadi sasaran kegiatan kampanye keduanya. Sejumlah titik tersebut, tersebar dari Ngawi bagian timur hingga ujung barat.
Seperti halnya kegiatan kampanye hari ini, pada Jumat (25/10/2024). Ony-Antok bersama dengan tim blusukan di pasar Ngrambe, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi. Sembari berkeliling area pasar, keduanya menjaring aspirasi dan mendengarkan keluhan warganya.
Dalam sebuah kesempatan kampanye di pasar tradisional, Calon Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono menjelaskan maksud dan tujuan berkampanye di pasar tradisional. Ada sejumlah alasan, yang melatarbelakangi kampanye di pasar tradisional.
“Pertama, karena efisien,” kata Ony Anwar Harsono.
Ony Anwar Harsono menjelaskan, dengan mendatangi pasar tradisional, aktivitas sah untuk memaparkan visi misi itu tidak perlu lagi mengumpulkan banyak orang. Sebab, pasar masih menjadi sentra aktivitas jual beli masyarakat.
“Pasar menjadi pusatnya orang berkumpul, ada aktivitas jual beli, ada silaturahmi sesama warga di pasar tradisional,” ucapnya.
Kader PDI Perjuangan Kabupaten Ngawi itu mengatakan, dengan mengunjungi pasar tradisional, maka akan terjalin komunikasi interaktif dengan warga. Bertanya langsung dengan warga, sebagai salah satu cara mendalami kegelisahan masyarakat untuk dicarikan solusi terbaiknya.
Selain itu, pengunjung pasar juga heterogen. Tidak hanya warga sekitar, melainkan juga banyak masyarakat luar daerah yang berbelanja atau berdagang di pasar yang menjadi jujugan kegiatan kampanye.
“Kadang kala, keluhan warga itu munculnya di pasar tradisional,” ucap Ony Anwar Harsono.
Selain alasan itu, berkampanye di pasar juga menjadi sarana untuk memantau pergerakan harga komoditas. Pun juga menjadi sarana untuk mengenalkan komoditas lokal kepada pedagang pasar.
“Kalau ada harga komoditas yang tinggi, kita bisa langsung respon. Misalnya harga bawang merah mahal karena harus dikirim dari luar daerah, maka kita bisa mengenalkan pedagang dengan komunitas di Ngawi yang juga fokus tanaman hortikultura seperti bawang merah,” tandasnya. (and/hs)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS