JOMBANG – Calon Bupati (Cabup) Jombang nomor urut 1, Mundjidah Wahab berkomitmen untuk terus mendukung sektor UMKM.
Salah satunya dengan mensosialisasikan program fasilitasi UMKM bermitra dengan perbankan dan membuka peluang pemasaran langsung maupun online.
Komitmen tersebut dia sampaikan ketika mengunjungi kampung UMKM manik-manik di Dusun Gambang, Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Senin (7/10/2024).
Mundjidah bersama rombongan tiba sekitar pukul 11.00 WIB dan langsung berbincang sekaligus mendengarkan aspirasi para pegiat UMKM.
Cabup yang diusung PDI Perjuangan, PPP, dan Demokrat di Pilbup Jombang itu duduk membaur bersama para pekerja kerajinan atau perajin sentra UMKM manik-manik milik Titik.
Sembari ikut meronce, calon bupati yang berpasangan dengan calon wakil bupati Sumrambah tersebut juga menyosialisasikan program kerjanya lima tahun ke depan jika kembali terpilih memimpin Jombang untuk periode kedua.
“Kita support mulai akses perbankan untuk modal jaminan rendah dan pemasarannya,” kata bupati Jombang periode 2018-2023 itu di hadapan pegiat UMKM manik-manik.
Pada kesempatan itu, Titik, pemilik UMKM manik-manik JavaBeads, menyampaikan harapannya kepada Mundjidah.
Dia berharap agar usaha yang sudah ditekuninya bersama komunitas lokal selama bertahun-tahun ini diberikan dukungan.
Menurutnya, Desa Plumbon Gambang merupakan satu-satunya produsen manik-manik lokal yang sudah berjalan lebih dari setengah abad, tepatnya sejak 1980 silam.
Penduduk di sana sebagian besar juga dihidupkan oleh usaha pernak-pernik yang dinamainya oleh warga sekitar sebagai manik-manik Gudo, diambil dari nama kecamatannya.
Hanya di Desa Plumbon Gambang ini pula, limbah kaca disulap jadi manik-manik dengan ragam warna bergaya etnik. Tak hanya itu, bentuk manik pun diadopsi dari artefak-artefak pada masa kerajaan dulu atau bahkan lebih jauh lagi.
Limbah olahannya sendiri berasal dari bahan dasar kaca bekas, seperti piring, gelas, botol kaca pecah, atau yang sudah tidak terpakai. Selain bisa meminimalisir jumlah sampah kaca, kerajinan manik-manik ini juga dapat mendukung ekonomi warga.
“Bahannya pecahan beling, kaca bekas, kemudian dilebur dengan cara dipanaskan, lalu ditarik sampai menjadi panjang, selanjutnya dipotong dan di-ronce,” terang Titik.
Jangkauan pemasaran pun tak main-main mulai dari lokal hingga mancanegara.
Menjadikan produk manik-manik Gudo ini sebagai kerajinan yang sebetulnya mentereng di luar negeri, namun tak dikenal di Indonesia.
Dikatakan Titik, pemasaran paling jauh ke China dan AS, dengan penjualan bisa langsung maupun secara online.
“Harga paling murah Rp5 ribu, sedangkan paling mahal bisa menembus Rp2 jutaan per item. Tergantung bahan, tingkat kesulitan, dan estetika. Namun, yang harga Rp2 jutaan ini sedang habis, tidak ada,” sambung dia.
Oleh karenanya, harapan pengrajin dan pelaku UMKM disana kepada Mundjidah, pemerintahan ke depan bisa mendongkrak pemasaran yang lebih masif di kampung manik-manik.
“Harapan kami pemerintah bisa membantu modal dan tentunya pemasaran. Karena ini juga membuka lapangan pekerjaan,” harap Titik. (fath/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS