Senin
19 Mei 2025 | 10 : 52

Bung Karno Renungkan Pancasila di Ende, Memidatokannya di Sidang BPUPKI

20240531_184816_copy_588x337

Direnungkan rentang tahun 1934-1938 dan dipidatokan 1 Juni 1945. Bung Karno menamainya: Pancasila.

“DI DEPAN rumahku (Ende, Flores) terdapat pohon Sukun tempat aku merenungkan dasar dari negara Indonesia Merdeka,” kata Bung Karno dalam buku otobiografi Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, ditulis Cindy Adams, Diterbitkan Yayasan Bung Karno, Edisi Revisi, 2007.

Dasar-dasar negara hasil daya pikirnya itu yang kelak dipidatokan oleh Sukarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Jakarta, 1 Juni 1945.

Dalam pidatonya, Sukarno panjang lebar menjelaskan dasar-dasar negara yang ia sarikan menjadi lima poin atau sila yang ia namakan dengan: Pancasila.

Kata Pancasila yang dikemukakan Sukarno dalam pidatonya pada waktu itu, menjadi penanda lahirnya Pancasila yang diperingati saban 1 Juni.

Baca juga: Naskah Lengkap Pidato Sukarno 1 Juni 1945, Lahirnya Pancasila

Kembali ke Ende. Di daerah ini Sukarno menjalani masa pembuangan sejak 1934 sampai 1938. Di bawah pohon Sukun itu, Sukarno kerap duduk hingga berjam-jam. Menyendiri. Melakukan permenungan. Meski, diakuinya, ia kerap menggigil di tempat itu karena terpaan angin laut.

Dari tempat itu pula Sukarno memandangi lautan. Ia pun membandingkan pasang surut gelombang dengan perjalanan revolusi bangsanya.

“Revolusi kami, seperti juga lautan, adalah hasil ciptaan Tuhan, satu-satunya Maha Penyebab dan Maha Pencipta. Dan aku tahu, harus tahu, bahwa semua ciptaan dari Tuhan Yang Maha Esa, termasuk diriku sendiri dan tanah airku, di bawah hukum dari Yang Maha Ada.”   

Menuju tempat pembuangan di Ende pada tahun 1934, Sukarno diangkut dari Surabaya dengan Kapal Jan Van Riebeck. Foto atas: Rumah pengasingan Bung Karno di Ende. Foto-foto: Repro Buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Menyelesaikan 12 Naskah

Tak ingin terbunuh sepi di tempat pembuangan Ende, Sukarno mendirikan perkumpulan sandiwara Kelimutu. Nama ini ia ambil dari nama danau tiga warna di Flores.

Tak hanya mendirikan perkumpulan itu, Sukarno pun menjadi sutradara hinga penulis naskah. Bahkan, suatu ketika, saat Kelimutu pentas di sebuah gedung, Sukarno pun turut menjual tiket pertunjukan.  

“Aku sendiri yang menjual tiketnya.”

Belasan naskah Sandiwara berhasil diselesaikan Sukarno selama menjalani pengasingan di Ende.  

“Dari tahun 1934 sampai 1938 aku menyelesaikan 12 naskah,” ungkap Sukarno dalam Buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Naskah pertama Sukarno diilhami Frankenstein. Naskah ia beri judul Dr Setan. Peran utamanya adalah Boris Karloff Indonesia yang menghidupkan mayat dengan melakukan transplantasi hati dari orang yang hidup.

Sukarno menyebut, ada pesan tersembunyi terkandung di dalam sandiwara Dr Setan. Yakni, tubuh Indonesia yang sudah tidak bernyawa dapat bangkit dan hidup lagi. (hs)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

DPRD Berharap Kasus Dugaan Korupsi di Perumda Panglungan Segera Dituntaskan

JOMBANG – Kalangan DPRD Kabupaten Jombang mendorong pihak kejaksaan segera menuntaskan penyidikan kasus dugaan ...
LEGISLATIF

Suyatno Dorong Generasi Muda Masuk Kepengurusan Koperasi Merah Putih

MAGETAN – Wakil Ketua DPRD Magetan, Suyatno memberi penekanan kepada calon pengurus koperasi Merah Putih ke depan ...
MILANGKORI

Apresiasi Kirab Budaya Wisata Gogoniti, Erma Dorong Masyarakat Kembangkan Potensi Wisata Desa

BLITAR – Suasana Desa Kemirigede, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar pada Minggu (18/5/2025) mendadak ramai. ...
KRONIK

Ganjar Tekankan Pentingnya Loyalitas Kepala Daerah dari Banteng Terhadap Partai

JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan Ganjar Pranowo menekankan pentingnya loyalitas kepala daerah terhadap partai ...
LEGISLATIF

Dimaz Fahturachman Ajak Warga Kedamean Aktif dalam Program Desa Mandiri

GRESIK – Anggota DPRD Gresik Fraksi PDI Perjuangan, Dimaz Fahturachman menggelar sosialisasi Perda Nomor 4 tahun ...
EKSEKUTIF

Pejabat Pemkot Mojokerto Teken Pakta Integritas dan Perjanjian Kinerja, Ning Ita: Ini Adalah Kontrak Moral

MOJOKERTO – Seluruh pejabat pimpinan tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto menandatangani ...