PONOROGO – Dinas Pendidikan Kabupaten Ponorogo menggelar acara “Gelar Pendidikan dalam Budaya Nusantara” di halaman Gedung Terpadu Ponorogo, Kamis (23/11). Tampak stan-stan pameran karya seni dari masing-masing sekolah menengah pertama (SMP) se-Ponorogo, yang dikemas dalam berbagai bentuk rumah adat se-Nusantara.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, dalam acara pembukaan, mengatakan seni budaya tak boleh lepas dari pembelajaran di sekolah. Ia terus mendorong dinas pendidikan untuk menyelenggarakan bagaimana seni budaya dijadikan muatan lokal (mulok) di setiap sekolah.
“Saya pingin budaya jadi andalan. Artinya, karakter anak Ponorogo harus moncer di antara yang lain. Elektual bagus, SDM bagus, harus kental dengan budaya Ponorogo,” ujarnya.
Menurutnya, proses transmisi budaya kepada peserta didik sangat penting agar mereka tidak lupa akan budayanya sendiri dan bagaimana bisa mempelajari dari nilai-nilai budaya itu.
“Ke depan ini menjadi transmisi Jawa yang tidak hanya sekadar dipelajari di sekolah, tapi betul-betul transmisi budaya dan kaderisasi budaya. Budaya sampai kapan pun tidak pernah mati,” jelas politisi PDI Perjuangan itu.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Ponorogo, Nurhadi Hanuri, mengungkapkan, gelaran budaya tersebut sebagai bentuk dari implementasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang mengambil tema seni budaya.
Menurut Nurhadi, tiap siswa diwajibkan untuk menghasilkan karya. Untuk menunjukkan bahwa setiap anak memiliki potensi yang berbeda-beda. “Menciptakan kreatifitas anak-anak agar ke depan mempunyai potensi yang luar biasa yang menghasilkan karya-karya,” tuturnya.
Tak hanya pameran, pada kesempatan itu juga ditampilkan pagelaran karya seni siswa, mulai dari kreativitas musik, tradisional kreasi tari, karawitan, hingga pentas dalang bocah. Juga lomba literasi untuk jenjang SD-SMP. (jrs/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS