Jumat
24 Oktober 2025 | 3 : 59

10 Paket Kebijakan Ekonomi Kuatkan Nilai Tukar Rupiah

pdip-jatim-Seskab-Pramono-setir-golf-car

pdip-jatim-Seskab-Pramono-setir-golf-carJAKARTA – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi Paket Kebijakan Ekonomi jilid 1 hingga jilid 10. Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) itu telah menimbulkan kepercayaan dunia internasional terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Pramono Anung, hal itu terlihat secara konsisten rupiah mengalami penguatan, kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan. Dan yang paling utama adalah foreign direct investment-nya juga meningkat.

“Jadi, kalau ini dianggap sebagai bukan atas trust atau kepercayaan dunia internasional terhadap ekonomi kita, menurut saya juga tidak benar,” kata Mas Pram, panggilan akrab Pramono Anung, kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (11/3/2016) siang.

Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini menambahkan, yang dilakukan oleh pemerintah sekarang ini adalah membuat, mempermudah perizinan dan juga membuat orang lebih nyaman berinvestasi di Indonesia. Sehingga, setelah Presiden Jokowi membuat kebijakan ekonomi mulai 1-10, banyak investor masuk ke Indonesia.

Menguatnya rupiah, IHSG, dan juga ekonomi secara makro, sebut Pramono Anung, harus tetap dijaga oleh pemerintah. Sehingga pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama bisa dilakukan di atas 5 %.

Dalam waktu dekat, sebut pria asal Kediri Jawa Timur ini, pemerintah akan menata kembali terutama kebijakan yang berkaitan dengan ease of doing bussines. Juga upaya menekan gini ratio atau tingkat kesenjangan antara kaya miskin.

“Beberapa program untuk mengatasi kemiskinan, di antaranya dengan KUR (kresit usaha rakyat dan lain-lain, akan diprioritaskan pemerintah,” tegasnya.

Saat disinggung mengenai penentuan harga bahan bakar minyak (BBM), Pramono Anung menyatakan,  pemerintah tidak bisa menentukan. Sebab, harga BBM ditentukan harga BBM dunia.

“Kita bukan pemain utama. Kita ini kan menjadi follower dari bench mark harga dunia,” jelasnya.

Dia menyampaikan, dengan kondisi turbulensi ekonomi dunia seperti saat ini, maka yang menjadi perhatian utama adalah menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.

Pemerintah, imbuhnya, juga perlu memiliki sumber pemasukan selain dari natural resourches andalan seperti batu bara, kelapa sawit, dan sebagainya. “Pemerintah harus mempunyai instrumen lain untuk meningkatkan penerimaan selain pajak tentunya,” pungkasnya. (goek/*)

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Salah Satu Wakilnya Tersangkut Masalah Hukum, Widarto: Kinerja DPRD Jember Masih Normal

JEMBER – Penetapan status tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember terhadap salah satu Wakil Ketua DPRD ...
LEGISLATIF

Budi Wahono Realisasikan Aspirasi Warga, Jalan Desa Bacem Kini Mulus Dihotmix

MADIUN — Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Madiun, Budi Wahono, terus membuktikan komitmennya dalam ...
LEGISLATIF

Candra: Penurunan Harga Pupuk Bersubsidi Melegakan Petani

JEMBER – Ketua Komisi B DPRD Jember Candra Ary Fianto mengatakan, kebijakan pemerintah pusat menurunkan harga pupuk ...
SEMENTARA ITU...

GOW Gelar Gebyar Wirausaha Perempuan, Eri Cahyadi Berharap UMKM Naik Kelas

SURABAYA – Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Surabaya kembali menggelar Gebyar Wirausaha Perempuan 2025 yang ...
KABAR CABANG

Banteng Kota Malang Teguhkan Semangat Kebangsaan di Hari Santri Nasional 2025

MALANG – PDI Perjuangan Kota Malang menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan ...
KRONIK

Gemakan Yalal Wathon, PDI Perjuangan Rayakan Hari Santri dengan Paduan Suara Lintas Iman

JAKARTA – Ada yang berbeda dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang digelar DPP PDI Perjuangan di Sekolah ...