SURABAYA – Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya Budi Leksono menyoroti skema penanganan kasus balita stunting di Kota Pahlawan. Mengingat, upaya penurunan stunting menjadi nol kasus merupakan target Wali Kota Surabaya.
“Target yang ditentukan wali kota ini sangat bagus, tiga bulan ke depan kasus stunting menjadi nol kasus. Tapi ini harus diiringi data yang kuat setiap bulannya,” ujar Budi usai meninjau penanganan balita stunting, di kawasan Jepara, Bubutan, Surabaya, Rabu (29/12/2021).
Agar keinginan wali kota itu terlaksana, pria yang akrab disapa Bulek itu minta tenaga kesehatan (nakes) dan Dinas Sosial (Dinsos) Surabaya harus kerja keras. “Ini harus disadari oleh bawahan-bawahannya,” tegasnya.
Di sisi lain, Sekretaris Komisi A DPRD Surabaya itu mengaku, pihaknya cukup mengapresiasi perhatian wali kota terhadap balita stunting di Surabaya. Dia juga minta warga Surabaya ikut membantu jika di lingkungan sekitar terdapat balita yang kekurangan gizi.
Budi juga berpesan kepada pemkot untuk melakukan penguatan data masyarakat penerima bantuan sosial, mulai Penerima Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST), ataupun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Jika di tahun 2021 balita stunting masih di angka ribuan, dia berharap tahun 2022 bisa turun menjadi ratusan atau bahkan nol. “Kepada warga Surabaya yang menemukan tetangga (Balita) mohon dibantu untuk melaporkan agar segera cepat ditangani,” pintanya.
Sebelumnya diberitakan, angka balita stunting di 31 kecamatan Kota Surabaya, disebut dalam tiga bulan terakhir turun dari sebelumnya 5.727 kasus menjadi 1.785 kasus.
“Stunting bisa diturunkan dari 5.727 ke 1.785 kasus. Jadi pada posisi-posisi inilah yang kita lakukan (pemetaan), dari 1.785 itu kita pisahkan lagi. Kita sentuh dalam tiga bulan terakhir, maka dalam tiga bulan ke depan (stunting) harus titiknya nol,” kata Wali Kota Eri Cahyadi. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS