Rabu
16 Juli 2025 | 3 : 12

TKN: Paparkan Visi Misi di luar Konteks, Prabowo-Sandi Lupa Soal HAM

pdip-jatim-hasto-sek-tkn1

JAKARTA  – Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto mengatakan, pemaparan awal visi dan misi pasangan Prabowo-Sandiaga saat debat perdana, Kamis (17/1/2019) malam, di luar konteks.

Di antaranya berbicara soal pangan dan air, sementara tema yang dibahas adalah masalah hak asasi manusia (HAM), penegakan hukum, korupsi, dan terorisme.

“Apa yang disampailan sekadar kualifikasi hapalan, retorik, dan melupakan hal yang substansial terkait komitmen terhadap penegakan dan perlindungan HAM. Tampak betul bagaimana visi dan misi tersebut lupa HAM. #PrabowoLupaHAM,” kata Hasto.

Dia menyebutkan, apa yang terjadi dalam pemaparan tiga menit visi dan misi tersebut menunjukkan komitmen dasar pemimpin. Menurutnya, tampak bahwa Prabowo menyembunyikan persoalan HAM tersebut.

“Buat apa berbicara kualitas kehidupan, namun melupakan komitmen yang sangat penting agar di negara yang berdaulat ini. Tidak boleh ada penghilangan paksa nyawa warga negara Indonesia yang mengingat tugas negara adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,” ujarnya.

Hasto berharap agar debat para calon presiden dan calon wakil presiden melihat rekam jejak, program konkret, dan gagasan masa depan untuk Indonesia Raya. “Kami bersyukur Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf Amin tampil kalem,” ujarnya.

Capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin saat debat yang digelar KPU di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam.

Dalam debat capres-cawapres yang digelar KPU di Hotel Bidakara tersebut, lanjut Hasto, Jokowi memberikan ‘pukulan telak’ kepada Prabowo terkait persoalan perempuan, korupsi, HAM.

“Jokowi mampu memberi upper cut kepada Prabowo. Misalnya, soal tidak ada afirmatif terhadap pengurus teras Partai Gerindra, caleg eks narapidana korupsi terbanyak di partainya, mengatakan akar terorisme akibat ketidakadilan, keraguan dalam menyampaikan visi dan misi tentang HAM, dan ketumpulan dalam ketegasan retorik pemberantasan korupsi. Itu semua adalah contoh pukulan telak tersebut. Bahkan, dalam beberapa isu, Prabowo masuk dalam jebakan kesalahan sendiri atau semacam goal bunuh diri,” jelas Hasto.

Sekjen PDI Perjuangan ini pun mengingatkan, pernyataan pemimpin seharusnya didasarkan pada prinsip, pada hukum tata negara yang baik, serta pada satunya kata dan perbuatan.

Apalagi, sekarang rakyat sudah semakin cerdas. Rakyat tidak melihat pemimpin dari retorika dan ketegasan bicara saja.“Sebab, menjadi pemimpin itu diukur dari tanggung jawab, konsistensi, dan dedikasi bagi rakyat, bangsa, dan negara. Karena itu, tidak berlebihan bahwa melihat pemimpin itu juga bisa dilihat dari kepemimpinan di keluarganya,” tuturnya. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

LEGISLATIF

Pentingnya Sinergi Mitigasi Bencana Industri oleh Perusahaan dan Pemkab Ngawi

NGAWI – Terbakarnya pabrik sepatu PT Dwi Prima Sentosa menjadi peristiwa memilukan di Ngawi, awal bulan ini. ...
SEMENTARA ITU...

Tinjau Rumah Ilmu Arek Suroboyo, Eri Optimis Pertumbuhan Karakter Anak Akan Meningkat

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) untuk melihat proses ...
KABAR CABANG

Komedian Jember Cak Londo Koplak: Saya Ingin Bareng PDIP Ngopeni Kesenian Tradisional

JEMBER – Komedian terkenal di Kabupaten Jember, Wijaya, akrab dikenal Cak “Londo Koplak” memutuskan bergabung ...
SEMENTARA ITU...

Ratusan Hektar Sawah Diserang WBC, Ponorogo Siapkan Penyemprotan Pestisida hingga Tanam Refugia

PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan bertindak cepat mengendalikan penyebaran hama wereng yang ...
LEGISLATIF

Proses Perizinan Lamban, Bulek Minta Pemkot Surabaya Sederhanakan Regulasi

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono (Buleks) minta pemerintah kota (Pemkot) setempat ...
KRONIK

Banyuwangi Mulai Cek Kesehatan Gratis Anak dan Remaja, Bupati Ipuk: Menjaga Masa Depan Bangsa

BANYUWANGI – Program pemeriksaan kesehatan gratis bagi anak dan remaja (usia 7-18 tahun) yang dicanangkan Presiden ...