BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas terus mendorong para camat dan kepala desa untuk meningkatkan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Anas menyebut, meski target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) telah terlampaui, yang kini mencapai 70,03, pendidikan formal dan pembinaan karakter perlu terus dilakukan.
Terkait itu, pihaknya telah menggelar rapat koordinasi bersama para camat, kades, kepala sekolah, dan guru. Mereka diajak untuk bisa menyelesaikan masalah pendidikan dasar salah satunya.
“Kami telah mengumpulkan camat, kades, dan seluruh jajaran pendidikan. Semua harus berkolaborasi menangani anak putus sekolah. Selain anak putus sekolah, penanganan juga harus dilakukan terhadap warga di luar usia sekolah namun belum pernah mengenyam pendidikan di sekolah,” kata Anas, Kamis.
“Berdasarkan hasil survei terbaru, tingkat kepuasan rakyat terhadap pemkab sangat tinggi,” ungkap Anas.
“Tingkat kepuasan terhadap bupati mencapai 84,3 persen, tingkat kepuasan terhadap program pendidikan sebesar 85 persen, dan tingkat kepuasan terhadap program kesehatan lebih dari 80 persen,” tambah dia.
Anas menilai hal ini sebagai momentum yang baik dan diharapkan tidak menyia-nyiakan kepercayaan rakyat. Untuk itu, dia mengajak untuk bersama-sama mengentaskan masalah pendidikan dasar tersebut.
“Di tahun 2018, IPM Banyuwangi mencapai 70,06 persen. Sedangkan di tahun yang sama, angka harapan lama sekolah yang menjadi salah satu alat dimensi pengukuran IPM sebesar 12,69 persen atau setara dengan jenjang diploma satu (D-1),” paparnya.
“Pada periode yang sama, rata-rata lama sekolah di Banyuwangi berada pada angka 7,12 persen atau setara kelas dua SMP,” lanjut Anas.
Untuk mendongkrak IPM tersebut, Anas minta para camat, kades, kepala sekolah, dan guru rajin turun lapangan untuk ‘memotret’ lingkungan sekitar.
“Jika ada anak usia sekolah yang putus sekolah, tugas kita semua mengatasi lewat program pemburu anak putus sekolah. Camat, kades bersama jajaran pendidikan harus bergerak bersama,” ajaknya.
Dia mengaku, pemerintah daerah memiliki dana on call lewat SAS atau kolaborasi dengan Baznas untuk mengatasi masalah ini. Sementara bagi warga yang usianya sudah di luar usia sekolah tetapi belum pernah sekolah, kata Bupati Anas, maka kades, camat, guru, atau kepala sekolah bisa berkoordinasi dengan Dispendik.
“Bapak dan ibu tidak harus turun tangan sendiri. Segera koordinasi dengan Dispendik agar mereka segera diikutkan program Kejar Paket A, Paket B atau Paket C,” katanya.
Tidak hanya pendidikan formal yang menjadi perhatian Anas, namun karakter juga menjadi hal penting. “Itu bisa dilakukan dengan mengenalkan budaya sejak dini pada anak,” kata jelas Anas.
Untuk itu, Bupati Anas berharap semua kecamatan menggelar pentas kebudayaan di wilayah masing-masing. Pentas yang diperuntukkan bagi bagi anak dan remaja ini bisa digelar sepekan sekali atau sebulan dua kali.
Kesenian yang ditampilkan pun harus bersumber dari seni atau budaya setempat. “Tidak semua harus gandrung, karena masyarakat kita heterogen. Budaya yang berkembang di masyarakat harus diberi panggung,” ucapnya.
“Dengan berkesenian, otak kiri dan kanan anak-anak akan berkembang seimbang yang dampaknya bisa meningkatkan karakter yang kuat pada anak-anak,” tutur Anas. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS