SURABAYA – Sejenak, kediaman mendiang Whisnu Sakti Buana di Palm Beach FL2-18, Pakuwon City, Kecamatan Mulyorejo berubah menjadi lautan manusia. Terlihat lebih dari 2000 orang dari berbagai kalangan tumpah ruah mendoakan kepergian mantan Wali Kota Surabaya sekaligus Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD PDI Perjuangan Jatim itu.
Turut hadir pula segenap keluarga besar PDI Perjuangan, mulai dari simpatisan, PAC, DPC, Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono, anggota Komisi A DPRD Surabaya, Budi Leksono, pengurus DPD Jatim, yakni Sri Untari Bisowarno, Hari Yulianto, dan Yordan M. Batara Goa, hingga anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI, Indah Kurnia.
Kekhidmatan sangat terasa sejak awal acara. Lantunan doa dan ayat suci Alquran terdengar saling bersahutan dalam tahlil hari ketujuh, Jumat (2/6/2023) malam.
Sektretaris DPD PDI Perjuangan Jatim, Sri Untari Bisowarno, mengaku takjub pada hal tersebut. Sembari menahan haru, ia bercerita, Whisnu adalah orang baik. Jasa-jasanya pada Partai dan kota Surabaya sangatlah besar.
Hal itu, kata Untari, tak hanya dirasakan oleh lingkup Partai saja. Terbukti banyak warga yang rela jauh-jauh datang untuk mendoakan almarhum.
“Kami dari DPD menjadi salah satu yang sangat kehilangan beliau dan hingga saat ini saya melihat kecintaan yang begitu mendalam dari para warga dan kader Partai Surabaya pada almarhum,” ujarnya.
Untari juga menjelaskan, keberhasilan dan kesuksesan PDI Perjuangan di Kota Pahlawan juga tidak lepas dari jasa Whisnu.
“Cita-cita dan semangatnya untuk membangun kekuatan Partai menjadi satu dengan masyarakat, dan saya lihat kota Surabaya sangat baik dipimpin PDI Perjuangan, dan di situ ada tangan mas Whisnu. Surabaya yang gagah perkasa itu karena tangan almarhum Pak Tjipto dan keluarga,” tuturnya.
“Karena itu saya mohon jangan lupakan jasa baiknya. Terus kenang apa yang ia lakukan untuk Partai ini sehingga ke depan kita bisa melangkah maju. Kita terus mendoakan, semoga Allah terus meridhoi dan memberikan tempat terbaik untuk almarhum,” imbuhnya.
Karena itu, tambah Untari, pihaknya akan terus melanjutkan perjuangan almarhum Whisnu. Surabaya akan jadi contoh di Jawa Timur bahwa kekuatan kerakyatan akan jadi pintu mahligai hadirnya ridho dari alam semesta.
“Akan kita teruskan, Surabaya harus tetap menjadi jagoannya Jawa Timur. Kita bersama mewujudkan cita-cita kita. Surabaya dipegang PDI perjuangan, kita bersama akan memperjuangkan Jatim,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu warga Surabaya, Mamucha, mengaku sempat terpukul dengan kabar meninggalnya Whisnu Sakti Buana. Baginya, Whisnu adalah bapaknya Surabaya. Untuk menghargai jasa-jasa almarhum, perempuan asal Sukolilo tersebut mengikuti tahlil selama 7 hari berturut-turut.
“Pak Whisnu itu bapak politik kita. Bapaknya Surabaya. Waktu ada acara masalah sepakbola atau lainnya beliau selalu ada. Semoga khusnul khatimah dan mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya,” ujarnya. (nia/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS