SURABAYA – Koperasi memiliki peran yang penting untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Koperasi memiliki keunikan dalam pendekatan ekonomi dan sosialnya, sehingga memungkinkan membawa peningkatan yang kuat dan signifikan.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Dr. Sri Untari Bisowarno, dalam Seminar Kopmaweek dengan tajuk ‘Development of Cooperatives in the Digital Age for Sustainable Development’, yang digelar oleh Koperasi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Airlangga.
“Koperasi merupakan lembaga ekonomi yang sangat penting. Untuk pertumbuhannya tidak bergantung pada modal, namun bergantung pada kehadiran para anggotanya yang berasa gotong-royong dan demokratis,” ujar Untari, Rabu (8/11/2023).
Hadir secara virtual di tengah ratusan pegiat koperasi muda se-Universitas Airlangga, Untari juga menjelaskan bahwa koperasi memegang prinsip demokrasi dalam setiap pengambilan keputusan dan pengelolaan perusahaan. Setiap anggota memiliki hak suara yang setara untuk mempengaruhi kebijakan dan arah gerak koperasi.
“Untuk menuju negara maju, Indonesia saat ini menghadapi Middle Income Trap. Banyak sekali pakar yang memiliki keraguan terhadap keberhasilan negara menghadapi fase tersebut. Namun, kita berkayakinan dapat mengatasinya dengan pencapaian SDGs melalui berkoperasi,” jelasnya.
“Poin penting SDGs dalam koperasi, di antaranya, inklusivitas dan pemberdayaan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, akses ke layanan dasar, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab,” tambahnya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur itu tak menyangkal hadirnya sejumlah tantangan yang akan dihadapi Indonesia. Salah satunya kemampuan dari sumber daya manusia (SDM) dan kesiapan memasuki era digital.
Untuk itu, Untari mendorong peranan koperasi mahasiswa dalam menghadapi beragam hal tersebut. Kelima poin kuncinya, ialah, peningkatan pendidikan dan kesadaran berkoperasi, dukungan kewirausahaan sosial, pemberdayaan ekonomi, perwujudan kesetaraan gender, serta kolaborasi juga kemitraan koperasi mahasiswa dengan berbagai lembaga pemerintahan, ataupun non-pemerintahan.
“Tetaplah berkoperasi, dengan memiliki kompetensi khusus, maka adik-adik yang setelah lulus ini nanti tidak kerepotan mencari pekerjaan, tetapi mampu meng-create lapangan kerja baru, menjadi wirausaha, atau wirakoperasi,” tandasnya. (yolan/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS