Soal Isu Jokowi PKI, Antek Asing, dan Anti-Islam, Survei SMRC: Publik Tak Percaya!

Loading

JAKARTA – Survei terbaru lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan mayoritas responden tidak termakan isu-isu negatif tentang calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo. Survei menunjukkan, mayoritas publik tak percaya isu Jokowi terlibat PKI, antek asing dan anti-Islam.

“Opini-opini negatif tentang latar belakang
Jokowi dan tindakan-tindakannya yang sering muncul di media massa, terutama
media sosial, sejauh ini hanya diyakini oleh relatif sedikit warga,” ujar
Direktur SMRC Djayadi Hanan dalam siaran persnya, Senin (18/3/2019).

Dalam survei ini dilakukan pada 24 Februari-5 Maret
2019 dengan proses wawancara tatap muka kepada 2.479 responden itu, peneliti
mengajukan pertanyaan: “Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan
pendapat, Presiden Jokowi adalah orang Partai Komunis Indonesia (PKI) atau
setidaknya terkait dengan PKI?”

Hasilnya, sebanyak 73 persen responden menyatakan
tidak setuju, dan anya 6 persen yang menyatakan setuju. Sementara, 22 persen
menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Berikutnya, peneliti mengajukan pertanyaan,
“Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat Presiden Jokowi
adalah kaki tangan Negara Republik Rakyat China (RRC)?”.

Hasilnya, sebanyak 69 persen responden menyatakan tidak setuju, dan hanya 10 persen yang menyatakan setuju. Sementara, 21 persen responden menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Terakhir, peneliti mengajukan pertanyaan, “Apakah
Ibu/Bapak setuju atau tidak setuju dengan pendapat Presiden Jokowi anti-Islam
atau umat Islam?”.

Survei menunjukkan, sebanyak 76 persen responden
menyatakan tidak setuju. Hanya 6 persen yang menyatakan setuju. Sementara, 18
persen menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

“Yang yakin dengan opini negatif yang tak
berdasar fakta (fake news), trendnya relatif stabil dan rata-rata di kisaran 6
persen,” kata Djayadi.

Survei ini melibatkan 2.479 responden yang merupakan
warga negara Indonesia dan telah memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.

Populasi itu dipilih secara acak dengan metode
multistage random sampling. Adapun, margin of error survei ini sebesar lebih
kurang 2 persen, pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

SMRC melakukan survei nasional 3-4 kali dalam
setahun. Pendanaan survei berasal dari dana corporate social responsibility
(CSR) SMRC. Survei pada Februari 2019 ini adalah bagian dari survei tahunan
itu. (goek)