Rabu
27 November 2024 | 3 : 48

Sistem Presidensial: Tantangan dan Terobosan

Eva K Sundari

Eva K SundariLEGISLATOR DPR RI Eva Kusuma Sundari mengatakan, keinginan bakal capres Joko Widodo memperkuat sistem presidensial dalam pemerintahan mendatang sebagai tantangan sekaligus terobosan yang harus segera diwujudkan.

Menurut Eva Kusuma Sundari, sistem presidensial harus dimulai dari sekarang. Karena di UUD disebutkan sistem politik di republik ini (secara implisit) adalah presidensial.

“Ini memang tantangan, tapi sekaligus terobosan. Kita sudah harus mulai mempraktikkan presidensial secara benar,” tandas Eva Kusuma Sundari, Rabu (16/4/2014).

Baca dulu: Jokowi Inginkan Kabinet Kerja, Bukan Bagi-bagi Kursi

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI ini yakin, dalam praktiknya nanti jika kebijakan yang dikeluarkan pemerintah benar-benar untuk kepentingan rakyat, maka rakyat akan mendukung. Kata Eva, praktik bernegara secara rasional bukan berbasis jumlah orang sudah harus dilakukan. Jika rakyat rasional, pemerintah akan mendapat dukungan meski perlemen menggoyang.

“Kita ini bukan ingin adu kekuatan jumlah, tapi ini adu rasionalitas. Kalau yang dikeluarkan adalah sesuatu yang benar, rakyat akan memilih yang rasional,” ucap wakil rakyat dari dapil VI Jawa Timur itu.

Dia juga tidak memungkiri jika banyak yang menyangsikan efektivitas sistem presidensial. Sebab, dinamika politik di parlemen Senayan seperti selama ini, sangat kuat dan dinamis. Sementara sampai saat ini baru Partai NasDem yang menyatakan berkoalisi dengan PDI Perjuangan.

Eva juga mengakui, terobosan ini akan sangat menyakitkan terutama bagi partai-partai lain. Namun upaya memperkuat presidensial, tambah Eva, bukan baru sekadar gagasan. Jokowi telah melakukan platform itu dalam skala eksekutif yang lebih rendah yakni di DKI Jakarta.

“Meski ada pelambatan APBD karena dinamika di DPRD DKI Jakarta, tapi pemerintahan tetap jalan kan, tetap berlanjut. Kita ingin berlatih untuk tidak berbasis pada transaksional,” jelas dia.

Eva juga menolak jika semangat memperkuat sistem presidensial ini akan mengembalikan keadaan seperti di era orde baru. Dia menegaskan, presidensialisme berbeda dengan otoritarianisme. “Dulu kan otoritarianisme, presiden mendominasi. Relasi power asimetris. Sekarang demokratis, simetris. UUD juga kan sudah direvisi empat kali,” urainya. (pri/*)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

KRONIK

Sebelum Nyoblos, Gus Hans Ziarah ke Makam Keluarga

JOMBANG – Gus Hans atau KH Zahrul Azhar Asumta, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 3 mencoblos di TPS ...
PEMILU

Armuji Optimis Menang Tebal dan Raih Suara Sebanyak-banyaknya

SURABAYA – Calon Wakil Walikota Surabaya Armuji bersama sang istri, Iswahyurini menggunakan hak pilihnya di TPS 17 ...
PEMILU

Usai Nyoblos, Mas Dhito: Siapapun Bupatinya Semoga Bisa Bawa Manfaat bagi Kabupaten Kediri

KEDIRI – Calon Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana telah menggunakan hak suaranya untuk Pilkada Kabupaten ...
KRONIK

Bersama Istri, Cabup Maryoto Gunakan Hak Pilih di TPS 01 Desa Sembon

TULUNGAGUNG – Calon Bupati Tulungagung nomor urut 03, Maryoto Birowo, menggunakan hak pilihnya di TPS 01 Desa ...
KRONIK

Diiringi Hadrah, Eri Cahyadi Gunakan Hak Pilih di TPS 04 Karah Surabaya

SURABAYA – Calon Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, turut mencoblos Pilkada 2024 di TPS 4 Jl. Ketintang Permai Blok ...
KRONIK

Diiringi Doa Ibunda dan Warga, Ipuk Gunakan Hak Pilih di TPS Karangdoro

BANYUWANGI – Calon Bupati Banyuwangi nomor urut 01, Ipuk Fiestiandani, menggunakan hak pilihnya di TPS 002, Desa ...