JOMBANG – Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, melanjutkan perjalanan “nyantri” nya di Jombang dengan bersilaturrahim ke para kiai kampung di Pondok Pesantren (Ponpes) Hamalatul Qur’an. Di sana, ia mengaku kaget dengan santri yang masih berusia 11 tahun, bisa hafal Al-Qur’an dalam 3 bulan.
Ganjar menghadiri pertemuan dengan para kiai kampung di Ponpes Hamalatul Qur’an Putri 1, Desa Jarak Kulon, Jogoroto, Jombang. Berbeda dari sebelumnya, Ganjar datang tanpa pendampingan Yenny Wahid seperti ketika ziarah ke makam tokoh-tokoh pendiri NU.
Politisi PDI Perjuangan itu tiba di pesantren ini sekitar pukul 18.30 WIB. Kedatangan mantan Gubernur Jateng itu disambut hangat oleh Pengasuh PP Hamalatul Qur’an, KH Ainul Yaqin. Ganjar yang memakai kemeja putih dengan kopiah hitam diajak menuju podium yang sudah disiapkan, bersama dengan para kiai dan ulama Jombang.
Para kiai yang hadir, di antaranya, KH Wahab Yahya, KH Amin Yahya, KH Haris Munawir, KH Fauzan Kamal, KH Yahya Sholahuddin, KH Minan, KH Hanafi, dan Kiai Shodiq. Ganjar mengaku bersyukur, saat di Jombang ia bisa bertemu dengan ulama-ulama besar dan hafidz cilik.
“Saya bersyukur, di Jombang ini saya bertemu dengan sosok idola. Bahkan tadi saya mengaku di depan media, bahwa saya mengidolakan Gus Dur dan sama sekali belum pernah berjabat tangan dengan beliau,” ujarnya.
Ia sangat mengagumi sosok-sosok hebat yang lahir dari rahim pesantren, terlebih jejaknya banyak di hormati oleh kalangan masyarakat luas. “Tapi tadi banyak cerita yang saya dapatkan. Ada sosok orang hebat yang lahir dari rahim pondok pesantren yakni Gus Dur. Saya mengerti bahwa anak-anak yang mondok itu punya intelektual yang tinggi,” jelasnya.
“Malam ini juga bisa ketemu di pondok pesantren yang mondoknya gratis, targetnya menjadi penghafal Qur’an, hafiz-hafizah. Saya sangat surprise karena ada anak 11 tahun dalam waktu sangat pendek, 3 bulan sudah hafal Qur’an. Itu tentu sangat luar biasa. Pasti anak ini punya talenta yang sangat hebat, cerdas, dan gurunya juga hebat,” tuturnya.
Menurut Ganjar, Ponpes Hamalatul Qur’an mempunyai standardisasi pendidikan yang baik. Bahkan sudah mengantongi hak cipta. “Maka saya usulkan tadi yang seperti ini musti didaftarkan hak cipta atau hak kekayaan intelektual. Oh sudah pak. Berarti bagus sekali. Mudah-mudahan ini juga bisa menjadi tempat pembelajaran yang baik,” terangnya.
Tidak hanya itu, dalam kunjungannya di Kota Santri itu, Ganjar juga bertemu dengan para petani tembakau di Desa Bawangan, Ploso, Jombang. Ia menyerap aspirasi dari para pertani seputar kebutuhan pertanian. Seperti apa yang sudah ia usung sejak lama tentang dukungan terhadap petani tembakau.
“Pupuk, obat-obatan, alat pertanian, sampai kemudian pasca panen. Inilah serapan-serapan masukan dari masyarakat yang menjadi catatan kami untuk menyempurnakan program,” tandasnya. (fathir/set)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS