![](https://pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2018/11/pdip-jatim-jokowi-nggowes-bandung.jpg)
JAKARTA – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, makna pahlawan pada konteks setiap waktu setiap saat bisa berubah. Kalau dulu yang disebut pahlawan adalah founding father, orang yang ikut berperang, orang yang ikut mendirikan Republik ini, namun sekarang bisa berbeda-beda.
“Menjadi pahlawan kemanusiaan, pahlawan olahraga, pahlawan kemasyarakatan, kesehatan, bahkan orang yang kemudian terjun langsung secara empati menangani persoalan Palu-Lombok dia juga bisa menjadi pahlawan,” kata Pramono Anung, saat diwawancara wartawan terkait Hari Pahlawan 10 November, di Jakarta.
Dengan demikian, lanjutnya, tantangan pahlawan itu menjadi berbeda-beda, menjadi berubah-ubah sangat tergantung pada konteksnya. Tetapi, yang paling penting siapapun yang ingin disebut menjadi pahlawan, dia harus mendarmabaktikan hidupnya betul-betul untuk bangsa dan negara.
“Maka dengan demikian, sekarang ini semua orang bisa menjadi pahlawan dalam bentuk apapun. Karena pahlawan itu adalah orang yang diidolakan oleh zamannya, oleh masanya. Dia bisa mendapatkan bintang tetapi dia juga bisa sama sekali tidak mendapatkan bintang, tetapi menjadi pahlawan,” jelasnya.
Karena semua orang bisa menjadi pahlawan, dia menyebutkan, yang paling penting adalah valuenya. Yakni value untuk menjadi seseorang yang berguna, bermanfaat, dan juga mempunyai kontribusi bagi pembangunan bangsanya.
Oleh sebab itu, lanjut Pramono, generasi muda sekarang harus berlomba-lomba pada bidangnya untuk menjadi yang terbaik. Siapa tahu kemudian mendapat pengakuan publik menjadi pahlawan.
“Karena siapa saja sekarang ini bisa menjadi pahlawan bagi bangsanya kalau dia berbuat sesuatu yang bermanfaat, berharga, bagi orang banyak,” ujar mantan Sekjen PDI Perjuangan ini.
Dia pun berharap semangat untuk menjadi pahlawan ada di dada semua anak bangsa, dan menginspirasi semuanya untuk berbuat kebaikan bagi bangsa, bagi negara, dan juga bagi kemanusiaan dalam jangka panjang.
Sementara itu, hari ini Presiden Joko Widodo memimpin upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional 2018 di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Bandung. Upacara ini rutin digelar tiap tahunnya untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah berjasa untuk Indonesia.
Tahun sebelumnya, Jokowi memimpin upacara di TMP Kalibata, Jakarta. Kali ini upacara dilakukan di Bandung karena sekaligus berbarengan dengan kunjungan kerja dan kampanye yang akan dilakukan Jokowi di sejumlah wilayah di kota kembang.
Setelah upacara, Jokowi menaburkan karangan bunga ke makam para pahlawan. Jokowi juga mengikuti acara gowes sepeda di Kota Bandung.
Gowes sepeda bertajuk ‘Gowes Bandung Lautan Sepeda’ ini digelar di depan Gedung Sate yang juga kantor Gubernur Jawa Barat. Acara ini diadakan Kodam III/Siliwangi dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2018.
Jokowi bersepeda kuno bersama para anggota TNI dan Polri serta masyarakat Kota Bandung. Jokowi tampil mengenakan baju ala Bung Tomo lengkap dengan tutup kepalanya. (goek)
![](https://pdiperjuangan-jatim.com/wp-content/uploads/2024/05/channels4_banner.jpg)