MADIUN – Sekitar 500 pesilat ikut ambil bagian dalam Retno Dumilah Open Championship II yang digelar di Sasana Krida Mulya, Desa Babadan Lor, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Sabtu-Minggu (17-18/6/2022).
Acara ini diinsiasi dan dibuka resmi oleh anggota fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur Ristu Nugroho. Event tingkat nasional ini merupakan kali kedua dilaksanakan.
Ristu menjelaskan, event ini mempertandingkan pencak seni dan tanding yang terbagi beberapa dalam kategori umur.
“Ada kelas A, B, C dan seterusnya sesuai kategori umur. Kemasannya sengaja dibikin open artinya peserta tidak mewakili perguruan. Tapi membawa nama pribadi, sasana atau tempat latihannya masing-masing,” terang Ristu, di Sasana Krida Mulya, Minggu.
Menurutnya, kegiatan seperti ini seharusnya sering diadakan di Madiun agar yang dipelajari generasi muda tentang ilmu pencak silat di perguruan masing-masing memiliki wadah untuk menyalurkan. Sehingga mereka akan berbicara tentang prestasi bukan ego atau hal-hal yang negatif.
Ristu berharap, event Retno Dumilah Open Championship II menjadi barometer yang baik bagi pelaksanaan event pencak silat di Madiun.
Meskipun pesertanya banyak, tetapi bisa dilaksanakan dengan kondusif. Selain itu, dari ajang ini diharapkan muncul prestasi baru yang akan mewarnai dunia pencak silat Indonesia.
“Event ini steril dari identitas organisasi. Karena memang tujuan kita untuk mencari prestasi bukan gengsi perguruan. Tetapi untuk mewadahi pesilat untuk menyalurkan bakatnya,” tandas Ristu.
Menariknya, para juara event ini tidak diberikan uang cash sebagai hadiah, akan tetapi para juara akan diikutsertakan pelatihan yang arahnya akan meningkatkan prestasi mereka di event-event yang lebih besar lagi.
“Kita fasilitasi, kita adakan pelatihan supaya yang berprestasi bertambah wawasannya. Jadi ketika nanti mau ikut event yang lebih besar sudah punya bekal yang lebih matang,” ujarnya.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur ini berharap, kegiatan seperti ini bisa terus diselenggarakan dengan jumlah peserta yang semakin bertambah.
Juga diharapkan mampu menghasilkan bibit-bibit atlet yang diperhitungkan dan di masa depan menjadi calon atlet nasional maupun internasional.
“Tadi ada usulan lagi, akan ada kegiatan serupa, meskipun brandnya tidak sama tetapi intinya sama. Dan itu rencananya akan digelar tidak setahun sekali tetapi dikemas dalam event seperti Kejurda,” tutup Ristu. (ant/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS