SURABAYA – Wali Kota Tri Rismaharini mengaku banyak belajar dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam menata Kota Surabaya. “Aku banyak belajar dari Ibu (Megawati), terutama soal penanganan bencana,” kata Tri Rismaharini, di sela acara kunjungan Megawati di eks lokalisasi Dolly, Minggu (2/8/2015).
Menurut Risma, Megawati di antaranya mengajarkan bagaimana mengelola kota dengan membedakan mana yang ‘basah’ dan yang ‘kering’, menghadapi bencana alam, tsunami, dan berbagai pelajaran lainnya. Dia pun mengaplikasikan pembelajaran dari Megawati untuk menata kota dengan baik, dan yang akhirnya banyak mendapat pujian dari luar.
“Kedutaan Besar Amerika Serikat bilang kalau Surabaya paling siap dalam penanganan bencana,” ujar Risma.
Kunjungan Megawati ke eks lokalisasi yang lebih dikenal dengan Gang Dolly di kawasan Putat Jaya itu didampingi putrinya, Puan Maharani yang juga Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Tampak juga Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Kusnadi, Wakil Ketua DPD Dewanti Rumpoko, dan Wakil Ketua DPD Jatim yang juga Ketua DPRD Surabaya Armuji.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya yang juga Wakil Wali Kota Whisnu Sakti Buana, serta jajaran pengurus cabang setempat juga mendampingi Megawati selama mengunjungi kawasan yang sekarang aktivitas ekonominya kembali menggeliat pasca penutupan lokalisasi Dolly Juli 2014 lalu.
Megawati tertarik penataan Dolly, setelah sebelumnya mendengar cerita dari Risma. Penuturan Risma, Pemkot Surabaya menggalakkan sektor usaha skala kecil menengah yang bisa menopang ekonomi warga sekitar eks lokalisasi.
Oleh karena itu, setelah menghadiri pembukaan Muktamar NU ke-33 di Jombang, Sabtu (1/8/2015) malam, Megawati dan Puan menyempatkan diri berkunjung ke Dolly. Setiba di Dolly, Megawati menyaksikan berbagai UKM dan produk-produknya yang dipamerkan di eks Wisma Barbara dan di sepanjang jalan di depannya.
Risma yang kembali dijagokan PDI Perjuangan menjadi calon wali kota berpasangan dengan calon wakil wali kota Whisnu Sakti Buana di Pilkada Surabaya 2015, dengan antusias menjelaskan satu persatu UKM warga setempat yang mendapat binaan pemkot. Di antaranya usaha pembuatan sepatu-sandal, membatik, sablon, makanan ringan, hingga kerajinan batu akik. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS