SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menyerahkan paket bantuan berupa seragam dan beasiswa pemuda tangguh kepada 6.144 siswa SMA se-derajat di Kota Surabaya, Kamis (24/7/2025).
Bantuan ini diharapkan dapat membantu meringankan siswa menengah atas melanjutkan sekolah, khususnya yang berasal dari keluarga miskin (gamis) maupun pra-gamis.
Bantuan itu menyasar siswa di sekolah negeri maupun swasta. Masing-masing penerima mendapat bantuan seragam putih abu-abu, batik (identitas sekolah), Pramuka, sepatu, hingga kaos kaki. Bantuan ini masih akan ditambah dengan beasiswa berupa uang saku senilai Rp 200 ribu perbulan.
Menurutnya, yang mendapat bantuan ini adalag siswa-siswi yang berasal dari keluarga miskin dan pra-miskin di Surabaya. “Datanya, berbasis dari Kementerian dan Pemkot Surabaya,” kata Eri Cahyadi di sela acara penyaluran yang berlangsung di Gelanggang Remaja Surabaya.
Politisi PDI Perjuangan ini berpesan kepada anak-anak untuk bersemangat melanjutkan sekolah. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, para siswa tersebut harus fokus dalam menempuh pendidikan.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri ini mengingatkan, bahwa pendidikan merupakan salah satu kunci menuju kesuksesan. “Seragam ini diberikan agar anak-anak ini tidak merasa minder ketika masuk sekolah karena belum mendapatkan seragam,” ujarnya.
“Sehingga, bantuan ini diharapkan dapat membantu anak-anak ini bersekolah,” sambungnya.
Meskipun SMA sederajat menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemkot Surabaya memastikan tetap akan memberikan Intervensi untuk sebagian siswa. Khususnya, bagi mereka yang berasal dari gamis dan pra-gamis agar tidak putus sekolah.
Untuk memastikan seluruh anak di Surabaya mendapat akses pendidikan, Eri Cahyadi melibatkan banyak pihak. Mengingat anggaran Pemda yang terbatas ditambah pembagian kewenangan pengelolaan pendidikan antara Pemkot dengan Pemprov, maka perlu sinergi bersama untuk memastikan anak melanjutkan sekolah.
 
Selain melalui pembagian seragam dan beasiswa tersebut, Wali Kota Eri juga membuat berbagai program lain untuk intervensi keluarga tidak mampu. Di antaranya melalui orang tua asuh.
Program ini mengajak para pengusaha dan pemerhati pendidikan untuk ikut menentukan intervensi kepada siswa kurang mampu melalui program tanggungjawab sosial perusahaan (CSR).
Menurutnya, program tersebut tutur memperluas jangkauan bantuan pendidikan di Surabaya. “Kami maturnuwun sanget (berterima kasih sekali) kepada semua warga Surabaya yang mau menyisihkan sebagian uang untuk memberikan bantuan kepada orang lain,” ucap Eri.
“Sebab, banyak bantuan kepada siswa yang berasal dari gotong royong masyarakat. Ini luar biasa,” sambungnya.
Sehingga, tambah Eri, ketika warga Surabaya sejahtera, itu bukan karena wali kota yang mau memberikan seragam. Melainkan karena warga Surabaya yang berhati mulia mau menyisihkan sebagian harta untuk kebahagiaan siswa bisa melanjutkan sekolah.
Penyerahan bantuan tersebut dilakukan setelah para penerima mengikuti seleksi. Total, ada sekitar 12 ribu calon penerima yang sebelumnya mendaftar.
Kepala Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Arief Boediarto menjelaskan, dari 12 ribu pendaftar, hanya sekitar 6 ribu penerima yang lolos tahap seleksi beasiswa karena lainnya telah masuk dalam kategori sejahtera.
Menurutnya, program tahunan ini telah menjangkau siswa di kelas XI dan Kelas XII yang sebelumnya telah menerima bantuan sejak kelas X. Total, ada sekitar 21 ribu siswa yang menerima bantuan ini dengan total anggaran mencapai Rp 60 miliar per tahun.
Arief menjelaskan total penerima bantuan ini menurun di tiap tahunnya mengingat meningkatnya status sosial warga Surabaya. (nia/pr)
 
                         
         
         
         
             
             
             
                     
                     
                    