Rabu
16 Juli 2025 | 3 : 43

Resmi Bergelar Profesor, Megawati Beber Kepemimpinan Strategik

pdip-jatim-megawati-profesor-110621-3

JAKARTA – Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri menyatakan kepemimpinan strategik tidak diukur dari keberhasilan di masa lalu.  Namun harus berkorelasi dengan masa kini, sekaligus melekat tanggung jawab untuk masa depan.

“Kepemimpinan strategik tidak hanya diukur dari keberhasilan kepemimpinan di masa lalu, namun juga berkorelasi dengan saat ini, dan melekat dengan tanggung jawab pemimpin bagi masa depan,” kata Megawati.

Hal itu dia sampaikan dalam orasi ilmiah pengukuhan gelar profesor kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan bidang Kepemimpinan Strategik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI, Jumat (11/6/2021).

Kepemimpinan strategik itu, terang Megawati, kesemuanya demi tanggung jawab bagi masa depan anak cucu kita. “Di sinilah keberhasilan kepemimpinan strategik harus mampu menghadirkan keberhasilan yang linear di masa lalu, masa kini, dan keberhasilan di masa yang akan dating,” bebernya.

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan ini lalu menjelaskan bahwa dalam perspektif kekinian, kepemimpinan strategik setidaknya dihadapkan pada tiga perubahan besar yang mendisrupsi kehidupan manusia.

Pertama adalah perubahan pada tataran kosmik sebagai bauran kemajuan luar biasa ilmu fisika, biologi, matematika, dan kimia. Hal ini memunculkan teknologi baru yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya seperti rekayasa atomik.

Kedua, revolusi di bidang genetika, yang bisa mengubah keseluruhan landscape tentang kehidupan ke arah yang tidak bisa dibayangkan dampaknya, manakala perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dijauhkan dari nilai kemanusiaan.

Ketiga adalah kemajuan di bidang teknologi realitas virtual. Di mana seseorang dapat menikmati pengembaraan ke seluruh pelosok dunia bahkan ke luar angkasa tanpa meninggalkan rumahnya sama sekali.

Megawati mengatakan ketiga perubahan di atas, hadir dalam realitas dunia yang masih diwarnai berbagai bentuk ketidakadilan akibat praktik “penjajahan gaya baru”, namun tetap pada esensi yang sama. Yakni perang hegemoni, perebutan sumber daya alam, dan perebutan pasar, diikuti daya rusak lingkungan yang semakin besar.

“Hubungan antar-negara dalam perspektif geopolitik, juga menunjukkan pertarungan kepentingan yang sama. Bahkan kini semakin meluas. Atas nama perang hegemoni lingkungan dikorbankan. Perubahan teknologi dalam ketiga aspek tersebut justru memperparah eksploitasi terhadap alam,” jlentreh Megawati.

“Global warming berdampak pada kenaikan muka air laut. Perubahan iklim secara ekstrem juga menciptakan bencana lingkungan yang sangat dahsyat. Di sinilah kepemimpinan strategik harus memahami aspek geopolitik tersebut, guna memperjuangkan bumi sebagai rumah bersama seluruh umat manusia,” tambah dia.

Megawati mengutip sejumlah pakar mengenai teori kepemimpinan strategik. Seperti Stephen Gerras, dan pemikiran Olson dan Simmerson mengenai psikologi kognitif, system thinking, dan game theory. Pendapat ini penting karena Megawati ingin menjelaskan bagaimana kepemimpinan strategik bekerja.

Yakni harus memiliki kemampuan memahami sistem berperilaku, memiliki cara pandang multidimensional yang jernih untuk bisa menafsirkan interaksi dalam kerumitan realitas; hingga kemampuan mengkalkulasi dengan cermat dengan setiap langkah dan pergerakan.

“Oleh karena itulah kepemimpinan bukan hanya disebut sebagai suatu ilmu, tetapi juga sebuah seni karena sifatnya yang selalu ada dalam dialektika bersama dengan aktor-aktor lain,” kata Megawati.

Dia juga mengutip pendapat John Adair, Hughes dan Beatty, untuk menjelaskan bagaimana karakteristik kepemimpinan strategik yang dibutuhkan.

Menurut Megawati, kepemimpinan strategik memerlukan sense of direction, berupa keyakinan atas arah tujuan visi yang akan dicapai. Ia juga memerlukan sense of discovery guna menemukan gagasan terobosan, membuka ruang kreatif, ruang daya cipta sebagai esensi peningkatan taraf kebudayaan masyarakat.

Kombinasi antara leadership, sense of direction, dan sense of discovery akan menentukan “jalan perubahan” yang sering kali diikuti langkah terobosan, kata Megawati mengutip Hamel dan Prahalad.

“Jalan perubahan ini adalah proses migrasi dari taraf sebelumnya, bergerak progresif dalam peningkatan kemajuan, dengan meminimalkan dampak, meminimalkan proses trial and error, atau proses berkemajuan yang berwatak progresif, berkelanjutan, namun bersifat sistemik sekaligus transformasional dan kontekstual,” paparnya.

“Kristalisasi perubahan strategik tersebut pada akhirnya diharapkan dapat menjadi kultur strategik atau strategic culture yang menjadi profil identitas budaya dan karakter bangsa,” imbuh dia.

“Identitas budaya dan karakter bangsa ini adalah Pancasila. Sebab tidak ada bangsa besar yang maju dan kuat tanpa mengakar pada identitas dan budaya bangsanya,” pungkas Megawati. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tag

Baca Juga

Artikel Terkini

SEMENTARA ITU...

Genjot Produksi Tebu, Bupati Kediri Bakal Kawal Kebutuhan Pupuk Petani

KEDIRI – Bupati Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) berkomitmen untuk mengawal ketersediaan pupuk guna ...
LEGISLATIF

Pentingnya Sinergi Mitigasi Bencana Industri oleh Perusahaan dan Pemkab Ngawi

NGAWI – Terbakarnya pabrik sepatu PT Dwi Prima Sentosa menjadi peristiwa memilukan di Ngawi, awal bulan ini. ...
SEMENTARA ITU...

Tinjau Rumah Ilmu Arek Suroboyo, Eri Optimis Pertumbuhan Karakter Anak Akan Meningkat

SURABAYA – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengunjungi Rumah Ilmu Arek Suroboyo (RIAS) untuk melihat proses ...
KABAR CABANG

Komedian Jember Cak Londo Koplak: Saya Ingin Bareng PDIP Ngopeni Kesenian Tradisional

JEMBER – Komedian terkenal di Kabupaten Jember, Wijaya, akrab dikenal Cak “Londo Koplak” memutuskan bergabung ...
SEMENTARA ITU...

Ratusan Hektar Sawah Diserang WBC, Ponorogo Siapkan Penyemprotan Pestisida hingga Tanam Refugia

PONOROGO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo akan bertindak cepat mengendalikan penyebaran hama wereng yang ...
LEGISLATIF

Proses Perizinan Lamban, Bulek Minta Pemkot Surabaya Sederhanakan Regulasi

SURABAYA – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Budi Leksono (Buleks) minta pemerintah kota (Pemkot) setempat ...