SURABAYA – Menyambut Hari Kartini dan Hari Bumi 2015, Bidang Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menggelar rapat koordinasi di aula DPD Jalan Kendangsari Industri 57 Surabaya, Sabtu (25/4/2015).
Rakor yang kali pertama dilaksanakan sejak kepengurusan DPD Jatim dilantik Maret lalu, dibuka Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan Dra Hj Sri Rahayu. Rakor diikuti para Wakil Ketua Bidang PA, dan Wakil Sekretaris Bidang Program DPC se-Jatim, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD kabupaten/kota, serta elemen masyarakat lainnya.
Wakil Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPD PDI Perjuangan Jatim Hari Putri Lestari mengatakan, rakor pertama ini mengambil tema“Air Bersih Aset Penting Keberlangsungan Hidup Perempuan Anak”. “Sebab, perempuan-lah yang paling dekat dengan masalah kelangkaan air bersih,” kata Tari, sapaan Hari Putri Lestari.
Saat ini, kata dia, hampir di sebagian besar wilayah di Indonesia terutama di perkotaan banyak mengalami krisis terhadap air bersih akibat pembangunan infrastruktur sanitasi yang buruk. Ketersediaan air bersih menjadi hal yang langka, dan kelangkaan air bersih ini berakibat pada menurunnya kesehatan umum masyarakat.
Dari empat penyebab utama kematian balita di Indonesia, ungkapnya, dua di antaranya yaitu diare dan typus, ditularkan melalui kotoran manusia (feses), dan terkait langsung dengan kurangnya air bersih, sanitasi dan isu-isu kebersihan.
Pun fungsi reproduksi/biologis perempuan, lanjut dia, mau tidak mau membuat perempuan harus menjaganya dengan menggunakan air bersih. Jika tidak, maka fungsi-fungsi tersebut akan terancam kesehatannya. “Berbagai penyakit organ reproduksi perempuan sangat terkait erat dengan isu kebersihan dan air bersih,” urai Tari.
Peran domestik perempuan seperti memasak, mencuci, tambahnya, membuat perempuan menjadi korban yang paling dekat atas kelangkaan air bersih. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih itu, perempuan harus membeli air, dan bagi perempuan miskin, hal tersebut menjadi beban tersendiri.
Tari menyebutkan, tidak sedikit perempuan dari keluarga miskin perkotaan yang menghabiskan sebagian besar penghasilan keluarga untuk mencukupi kebutuhan air bersih, karena harus membeli air untuk kebutuhan memasak dan minum keluarga.
“Di beberapa wilayah rural, perempuan dan bahkan anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengambil air bersih dari sumber air atau tanki air yang disediakan pemerintah,” ucapnya.
Pihaknya berharap, melalui rakor ini, pemahaman masyarakat untuk berpartisipasi dan peduli lingkungan khususnya tentang air bersih bisa terbangun kembali. Masyarakat, khususnya kader PDI Perjuangan baik di tingkat provinsi/kabupaten/kota juga diharapkan menyebarluaskan informasi terkait program pentingnya air bersih.
Rakor menghadirkan beberapa narasumber terkait persoalan air bersih. Yakni dari Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (Bappedalda) Provinsi Jawa Timur, Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K), dari Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur, serta Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jatim. (pri)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS