SOLO – Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani mengapresiasi program revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang diluncurkan Kemendikbud.
Melalui program revitalisasi ini, Puan yakin akan ada link and match atau sinergi diantara sekolah dengan dunia industri dan usaha.
“Saat ini, data yang ada mengatakan bahwa 63% tenaga kerja Indonesia itu berpendidikan SMP ke bawah,” kata Puan, saat menyerahkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan meluncurkan Program Revitalisasi SMK, di Stadion Manahan, Solo, Jumat (26/5/2017).
Puan mengingatkan, bahwa kompetensi SDM sangat berperan dalam kemajuan ekonomi atau kemajuan bangsa ke depan. Karena itu, lulusan SMK yang berkualitas harus ditunjang dengan peningkatan kualitas guru atau pendidik.
Dia mengakui, saat ini Indonesia kekurangan guru yang bisa mendukung program kejuruan dari SMK. Oleh karena itu, lanjut Puan, akan ada sertifikasi guru untuk peningkatan kualitas guru dan pengadaan guru teknis untuk mengakomodasi program revitalisasi SMK ini.
Beberapa perusahaan yang sudah siap mendukung program ini, yakni Prama Sanur Beach Hotel Bali, PT Catur Mitra Kulina, PT Sapta Indra Sejati, PT PLN, Hotel Furaya Pekanbaru dan Kompas TV.
Revitalisasi SMK ini juga diharapkan mampu memperbaiki persepsi masyarakat terhadap SMK. Dengan begitu, tingkat keinginan pelajar untuk masuk sekolah kejuruan juga semakin tinggi.
Sebelumnya Mendikbud Muhadjir Effendy dalam laporannya mengatakan, untuk tahun 2017 ini akan direalisasikan revitalisasi sebanyak 219 SMK.
Dengan rincian, sebanyak 125 SMK bidang prioritas, yaitu bidang maritim/kelautan, pariwisata, pertanian, dan industri kreatif. Sedangkan 94 SMK adalah bidang keahlian penunjang program prioritas nasional.
Sesuai Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK, menurut Mendikbud, SMK diharapkan dapat mengisi di 4 bidang prioritas, yaitu bidang pertanian, bidang kemaritiman, bidang pariwisata, dan bidang industri kreatif. (goek)