MALANG – Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sri Untari Bisowarno prihatin atas peristiwa kerusuhan yang terjadi selepas pertandingan Liga 1 antara Arema FC menghadapi Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
“Saya atas nama DPD PDI Perjuangan Jawa Timur menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas timbulnya korban jiwa dari pihak suporter dan aparat kepolisian selepas pertandingan antara Arema FC dengan Persebaya,” ucap Sri Untari, di Kota Malang, Minggu (2/10/2022).
Sampai berita ini diturunkan, dari informasi yang dihimpun, korban meninggal dunia berjumlah 130 orang. Kemudian untuk korban luka-luka 191 orang. (Baca: Puan Minta Investigasi Total Atas Tragedi Stadion Kanjuruhan)
Untari menambahkan, dia telah menginstruksikan kepada jajaran PDI Perjuangan se-Malang Raya untuk turun membantu meringankan beban keluarga para korban jiwa. Seperti memberikan tali asih berupa santunan.
“Sudah saya instruksikan kepada kader-kader PDI Perjuangan se-Malang Raya untuk turun, mendampingi keluarga-keluarga korban, berikan tali asih, ringankan beban mereka,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, dia juga minta agar jajaran kader Banteng di Malang Raya untuk turut mengikuti gelaran tahlil dan takziah untuk memberikan doa terbaik bagi para korban peristiwa ini.
Dengan harapan semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan Yang Maha Esa memberikan tempat terbaik bagi para korban di sisi-Nya.
“Juga memberikan ketenangan kepada para keluarga korban yang ditinggalkan. Sehingga pihak keluarga bisa berangsur-angsur mengikhlaskan kepergian korban,” ajak politisi yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim tersebut.
Baca juga: Kusnadi Tinjau Langsung Proses Evakuasi dan Penanganan Korban Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Legislator dari Dapil Malang Raya itu juga mendukung pernyataan Presiden Joko Widodo, yang minta evaluasi besar-besaran sistem kompetisi persepakbolaan di tanah air. Harapannya, agar tidak kembali terulang kejadian yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa dalam dunia sepakbola.
Untari pun menyarankan kepada panitia pelaksana untuk juga memperhatikan budaya dan tradisi masyarakat. Terutama di Jawa, dikenal dengan istilah Rebo Wekasan yang juga disebut sebagai hari diturunkannya bala musibah.
Maka dari itu, seseorang dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan berdoa, untuk menghindari kesialan tersebut.
“Tradisinya ketika Rabu Wekasan kita melakukan doa, dzikir, dan bertafakur, jangan menggelar acara-acara besar di hari Rabu Wekasan. Ritual upacara doa memanjatkan keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk menolak bala atau musibah,” tuturnya.
Dia juga menyarankan kepada panitia pelaksana pertandingan untuk terus meningkatkan pemberian perlindungan kepada para suporter yang mendukung kesebelasannya.
“Bisa dengan menyertakan asuransi jiwa dalam setiap pembelian tiket. Sehingga kita bisa memberikan perlindungan semisal terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” jelas Untari.
Selain itu, dia juga mendukung upaya Pemkab Malang yang telah menggratiskan pembiayaan pengobatan dan perawatan bagi para korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan semalam. Dengan harapan penanganan terhadap para korban dapat berlangsung dengan cepat dan responsif.
“Langkah Pemkab Malang di bawah kepemimpinan Bupati Sanusi sudah tepat untuk menggratiskan biaya pengobatan dan perawatan para korban,” sebutnya.
“Saya juga akan mendorong agar rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk juga membantu proses perawatan dan pengobatan para korban,” pungkas Untari. (ace/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS