Pramono Anung: Ujaran Kebencian di Medsos Akan Berkurang

Loading

PADANG – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menyatakan, demokrasi kita sekarang ini dikendalikan oleh media sosial (medsos). Ke depan orang mungkin tidak akan membaca koran dan menonton televisi lagi, karena semua sudah ada di gadget masing-masing.

“Bahkan jika saat saya berada di sini ditayangkan dalam bentuk streaming, apa yang saya katakan sudah bisa dilihat orang di mana saja,” kata Pramono Anung saat pidato Dies Natalis Ke-64 Universitas Negeri Padang, di Auditorium Universitas Negeri Padang, Sumatra Barat, Sabtu (20/10/2018).

Bahwa potret masyarakat kita sekarang ini di media sosial penuh dengan kebencian, menurut Seskab, ini adalah bagian dari proses pendewasaan politik kita. Dia menyampaikan keyakinannya, cepat atau lambat yang seperti ini akan berkurang.

Mantan Sekjen PDI Perjuangan ini mengatakan, kita harus belajar dari masyarakat Sumatra Barat, antara alim ulama, dan cendikiawan itu selalu mendapatkan ruang dan tempat untuk membangun negerinya.

“Jadi sebenarnya tiga pilar (legislatif, eksekutif, yudikatif) di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sumatra Barat sudah diterapkan. Bahkan harus diberikan apresiasi karena semua pilkada di Sumbar tidak pernah ada tercederai,” ungkap Seskab seraya menambahkan, demokrasi yang sebenarnya adalah demokrasi yang seperti itu, dimana berbeda pendapat, berbeda pilihan adalah hal yang biasa saja.

‘Role’ Model Demokrasi

Dalam pidatonya, Pramono Anung juga mengemukakan, bahwa dunia luar melihat Indonesia sebagai role model demokrasi. Semua pemimpin dunia selalu memberikan apresiasi kepada Indonesia atas jalannya demokrasi yang dianggap sudah mengalami proses pendewasaan.

Dia menegaskan, kita boleh berbeda pilihan politik, karena perbedaan-perbedaan yang tumbuh di masyarakat tidak perlu harus disamakan.

“Yang menjadi kekuatan kita adalah keberagaman itu, karena persatuan kita, karena Indonesia yang begitu luas dan bisa menyelesaikan segala persoalan yang ada secara demokratis,” tuturnya.

Terkait Pemilu 2019, Seskab mengajak para mahasiswa Universitas Padang agar menggunakan hak pilih masing-masing, karena suara dari satu dua orang akan sangat berarti.

“Pilihlah dengan rasional, jangan pilih dengan emosional, karena pada 2019 kita akan menentukan arah kita dalam jangka panjang sebagai negara yang mempunyai demokrasi, sebagai negara Islam terbesar di dunia,” ucap Seskab seraya menyampaikan harapannya, mudah-mudahan pilihan demokrasi kita di tahun 2019 akan membawa kebaikan bagi bangsa Indonesia ke depan. (goek)