Sabtu
08 Februari 2025 | 3 : 58

Praktik Demokrasi Harus Dijalankan dalam Tradisi Bangsa Sendiri

pdip-jatim-hasto-fisip-unair

JAKARTA – Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan bahwa demokrasi Indonesia sudah kebablasan, harus dicermati.

Sebab, jelas Hasto, dalam praktiknya demokrasi di Indonesia sekarang ini memang jauh dari nilai-nilai warisan budaya bangsa. Seperti perikemanusiaan, gotong royong, musyawarah mufakat, menghormati, dan teposeliro.

Hasto menyebut, tatanan demokrasi Indonesia didasarkan pada Pancasila, perikemanusiaan, musyawarah mufakat dan keadilan sosial.

“Demokrasi itu hidup di wilayah budaya politik, gotong royong, menghormati tepo sliro,” kata Hasto, kemarin.

Sehingga, jelas Hasto, praktik demokrasi di Indonesia harusnya dijalankan tetap dalam tradisi kebudayaan bangsa sendiri. “Kita bukan demokrasi ala barat, kita demokrasi yang dibangun dalam tradisi Indonesia,” ujar dia.

Sayangnya, tambah Hasto, kini praktik demokrasi dijalankan dengan kecenderungan saling menghujat dan menyebarkan ujaran kebencian. “Itulah instrumen dasar demokrasi kebablasan,” paparnya.

Dia mencontohkan, dalam pilkada itu mencari kepala daerah yang berkualitas, mumpuni dengan track record bagus.

“Tapi yang muncul kemudian adalah mobilisasi massa dan penyebaran ujaran kebencian yang tidak sesuai demokrasi budaya Indonesia,” ucap Hasto.

Sebelumnya,  saat menghadiri pengukuhan pengurus Partai Hanura di Sentul International Convention Center, Bogor, Rabu (22/2/2017) pagi, Jokowi mengatakan, demokrasi kita saat ini sudah terlalu kebablasan.

Menurut Jokowi, praktik demokrasi politik yang kita laksanakan telah membuka peluang terjadinya artikulasi politik yang ekstrem. Seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme, dan terorisme, serta ajaran yang lain, yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.

Tapi dia meyakini, bahwa ini juga menjadi ujian, yang nantinya kalau ini bisa dilalui dengan baik, akan menjadikan bangsa Indonesia semakin dewasa, semakin matang, semakin tahan uji. Bukan justru melemahkan.

Kuncinya, dalam demokrasi yang kebablasan, sebut Jokowi, adalah penegakan hukum. Menurutnya, aparat hukum harus tegas, dan tidak ragu-ragu. (goek)

BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Artikel Terkini

HEADLINE

Pertemuan Megawati dan Paus Fransiscus Berlangsung Hangat Penuh Kekeluargaan

VATIKAN – Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus menerima Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan ...
EKSEKUTIF

Eri Tegaskan Kepala Dinas di Pemkot Surabaya Dipastikan Sosok Profesional

SURABAYA – Wali Kota Eri Cahyadi menegaskan bahwa nantinya seluruh kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota ...
LEGISLATIF

DPRD Jatim: Pemkab Magetan Harus Lindungi Pedagang Sayur Keliling dari Kriminalisasi

MAGETAN – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, tegas minta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan melindungi ...
KRONIK

Banyuwangi Berbagi Kembali Bergulir, Donatur Tinggal Pilih Warga Sasaran via Smartkampung

BANYUWANGI – Program Banyuwangi Berbagi kembali digulirkan di bulan Februari. Belasan ribu warga pra-sejahtera ...
KRONIK

Apresiasi Seni Lukis, Ketua DPRD Sumenep Boyong Kaligrafi Surah Al-Ghafir

SUMENEP – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, H. Zainal Arifin, memberikan apresiasi terhadap seni ...
KRONIK

Resmi, Sugiri Sancoko-Lisdyarita Ditetapkan Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo Periode 2025-2030

PONOROGO – Pasangan calon nomor urut 02, Sugiri Sancoko-Lisdyarita, resmi ditetapkan sebagai Bupati dan Wakil ...