JAKARTA – PDI Perjuangan mendukung inisiatif Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) yang melaksanakan Festival Pahlawan Desa dengan memperebutkan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa.
Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan, kegiatan ini membuktikan betapa pentingnya politik yang membangun kebudayaan bagi PDI Perjuangan.
“Kegiatan Piala Megawati Kawal Pancasila dari Desa ini berakar dari politik kebudayaan nasional kita yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum,” kata Hasto, kemarin.
Acara Festival Pahlawan Desa itu dilaunching secara virtual di Jakarta pada Sabtu (10/7/2021). Hadir Ketua Umum Megawati Soekarnoputri bersama jajaran Ketua DPP PDI Perjuangan seperti Puan Maharani, Tri Rismaharini, Yasonna Laoly, Ahmad Basarah, Rokhmin Dahuri, Sri Rahayu, dan Yanti Sukamdani.
Acara tersebut diorganisasikan BKNP PDI Perjuangan. Hadir Ketua BKNP Aria Bima, Sekretaris Rano Karno, Bendahara Vita Ervina, Abidin Fikri, dan Kirana Larasati.
Ketua Bidang Kebudayaan DPP PDI Perjuangan Tri Rismaharini mengatakan saat ini memang sedang pandemi Covid-19.
Namun dirinya meyakini bahwa rakyat masih bisa terus menggali nilai-nilai Pancasila yang sebenarnya dihidupi masyarakat. Khususnya masyarakat yang hidup di desa.
Sebagai mantan Wali Kota Surabaya, Risma mengatakan dirinya masih ingat bagaimana para ketua RW di Kota Pahlawan itu yang dulu membangun sendiri ruang isolasi mandiri di awal-awal pandemi Covid-19.
“Saya ingat, ada yang di balai RT, ada di rumah-rumah kosong, lalu kemudian mereka secara tanggung renteng menyisipkan satu sendok beras dikumpulkan untuk diberikan kepada saudara-saudara di kampung mereka yang saat itu terkena Covid,” beber Risma.
“Jadi sebetulnya budaya ini adalah budaya yang luar biasa. Maka dengan apa yang dilakukan lewat Festival Pahlawan Desa ini akan bisa kita lihat banyak sekali yang sudah dilakukan oleh tokoh masyarakat ataupun anak-anak muda yang menginspirasi lingkungannya,” ujarnya.
Sedang Ketua BKNP PDI Perjuangan Aria Bima mengatakan, pihaknya ingin ada tampilan desa di ruang publik, khususnya di media sosial.
Sebab saat ini pihaknya melihat betapa dominannya ruang individualisme, apatisme, dan hedonisme, yang sudah masuk ke desa.
“Dengan ini, kita ingin mengajak kembali bagaimana nilai-nilai keragaman berbudaya, bahwa Pancasila dalam praktik sebenarnya terus hidup di masyarakat, khususnya di pedesaan,” papar Aria Bima. (goek)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS