JOMBANG – “Kami kesulitan ketika mau merenovasi gereja yang kondisinya sudah rusak. Karena gereja ini masuk cagar budaya, untuk renovasinya harus melalui prosedur yang sangat panjang,” keluh Pdt Muryo Djayadi STh, dari Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno.
Keluhan ini dia ungkapkan kepada SW Nugroho, ketika anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur tersebut menggelar reses di Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jumat (5/11/2021).
Di acara reses yang juga diikuti elemen masyarakat lainnya itu, Pdt Muryo lantas sekilas membeber kondisi GKJW Mojowarno yang mulai rusak dan rapuh.
Dia menyebut, kondisi itu mengharuskan gereja berarsitekturkan gaya neo-gothic ala Eropa yang berdiri sejak 1879 itu segera direnovasi.
Hanya saja, jelasnya, keinginan renovasi tersebut tidak bisa dilakukan. “Ya karena terkendala telah ditetapkannya GKJW Mojowarno sebagai salah satu cagar budaya oleh pemerintah,” imbuhnya.
Pihaknya khawatir, beberapa bagian bangunan yang kondisinya rapuh itu sewaktu-waktu ambruk. Padahal, gereja tersebut masih digunakan jemaatnya untuk beribadah.
“Kalau tidak direnovasi, bisa membahayakan jemaat saat beribadah. Karena itu, kami sampaikan kepada Pak Nugroho dicarikan solusi, dan syukurlah, Pak Nugroho berkenan membantu,” ucapnya.
Menyikapi aspirasi Pdt Muryo, SW Nugroho secara singkat membabar ikhwal bangunan yang sudah ditetapkan pemerintah sebagai cagar budaya.
Menurut anggota Komisi B DPRD Jatim ini, bangunan peninggalan sejarah yang telah masuk daftar cagar budaya, seperti GKJW Mojowarno, memang perlu ada dana perawatan rutin.
“Kondisi gereja tersebut memang harus segera direvitalisasi, karena GKJW Mojowarno sudah masuk daftar cagar budaya, yang tentu perlu ada dana perawatan bangunan dari pemerintah,” jelas Nugroho.
Dia menambahkan, cagar budaya penting dijaga dan dilestarikan keberadaannya karena merupakan warisan budaya bangsa yang dapat memperkuat kepribadian bangsa.
Karena itu, terang Nugroho, upaya pelestarian cagar budaya membutuhkan keterlibatan banyak pihak. “Dan yang terpenting adalah keterlibatan masyarakat,” tuturnya.
Terkait GKJW Mojowarno, pihaknya segera berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim untuk perawatannya.
“Itu tempat beribadah juga tempat bangunan bersejarah, dan salah satu gereja Jawa tertua di Indonesia. Jangan sampai nantinya, karena tidak dirawat, terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Nugroho.
“Saya akan koordinasikan dengan BPCB Jawa Timur untuk soal perawatan GKJW Mojowarno,” tutup Wakil Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim ini. (arul/pr)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS