BATU – Pemerintah Kota Batu merealisasikan ide penggarapan wisata hutan di kawasan hutan Coban Talun Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, dengan menganggarkan dana sebesar Rp 3,7 miliar pada APBD Kota Batu 2015. Anggaran sebesar itu, menurut Wali Kota Eddy Rumpoko merupakan dana awal.
“Tahun depan anggarannya bisa bertambah, sekarang ini anggaran yang ada dioptimalkan dulu,” kata Eddy, kemarin.
Anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Pemkot Batu ini untuk sejumlah kebutuhan. Di antaranya untuk penyediaan infrastruktur, penyediaan wahana, penginapan, jogging area, kawasan pertanian peternakan, hingga penyediaan areal parkir.
Sebagai langkah awal pemkot Batu melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) pengelolaam wisata hutan dengan Perum Perhutani KPH Malang, Minggu (4/1/2015) lalu. Penandatanganan MoU itu bersamaan dengan pelaksanaan Cross Country Bareng Sam ER di kawasan Coban Talun yang merupakan hasil kerja sama antara Dinas Pertanian dan Kehutanan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkot Batu, Perum Perhutani KPH Malang, serta Jawa Pos Radar Batu.
Dalam acara Cross Country ini, sebanyak 500 orang peserta diajak menjelajahi hutan yang menanjak dan licin seluas hampir 4 hektar. Mereka melihat keindahan alam sekaligus mengenali potensi hutan yang ada.
”Kami ingin kenalkan kepada masyarakat tentang hutan yang ada di Kota Batu. Kami ajak peserta ikut peduli dan menjaganya untuk anak cucu kita kelak,” kata ER sapaan akrab Eddy Rumpoko.
Selama dalam perjalanan, ER juga mengajak peserta melakukan tanam pohon. Ada 50 pohon mahoni setinggi 3 meter yang ditanam bersama-sama. Para peserta juga diperlihatkan kawasan pertanian yang ditanam dengan pola tumpang sari.
Di bawah pohon pinus terdapat hamparan tanaman wortel yang siap panen dan ditanam dengan pola organik. Di lokasi tersebut peserta juga diajak untuk panen wortel organik dan minum jus wortel. Tujuannya yaitu mengenalkan manfaat pertanian organik.
”Banyak keuntungan bagi petani yang mau menanam tanaman organik. Lahannya akan tetap subur serta kualitas pertaniannya juga bagus. Dan sekarang ini kami berupaya untuk mengembalikan kesuburan tanah di Kota Batu dengan pola tanam organik,” ungkap pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Malang ini.
ER juga mengajak peserta menuju ke kawasan rehabilitasi lutung Jawa yang mulai punah. ”Di sini juga ada edukasi mengenai hewan asli Jawa. Dan bisa menjadi tempat pembelajaran,” ungkap suami dari Dewanti Rumpoko ini.
ER mengenalkan potensi hutan ini untuk menunjukkan rencana optimalisasi hutan sebagaimana tercantum dalam MoU. Di antaranya adalah agroforestry atau budidaya tanaman kehutanan yang dipadukan dengan pertanian (wana tani). Kemudian, silfo pasture atau kegiatan kombinasi antara kehutanan dan peternakan yang nantinya akan mengembangkan budidaya kambing, rusa, dan kelinci.
Rencananya, di wisata alam kawasan hutan Coban Talun ini bakal dilengkapi dengan camping ground, kawasan outbound, jalur offroad, hingga motocross. Lahan yang disiapkan seluas 2 hektare dari total lahan 50 hektare yang dikelola Perum Perhutani KPH Malang. Sisanya, seluas 100 hektare dikelola Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Perum Perhutani Unit II Jatim.
Dengan menjadikan kawasan hutan sebagai objek wisata itu Eddy berharap dapat mendongkrak kesejahteraan warga sekitar. Sebab, dalam pengelolaannya nanti juga melibatkan masyarakat sekitar, khususnya Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ).
“Jadi LMDH bukan sebagai objek, tapi sebagai subjek atau pelaku pengelola hutan sekaligus wisata alam di hutan Coban Talun. LMDH tidak sendirian menjaga hutan, semua pihak harus terlibat untuk menjaga hutan,” jelas ER.
“Ke depan, pengelolaan hutan ini juga bisa me nyumbang PAD (pendapatan asli daerah), karena ada pajak yang disetor ke pemerintah,” imbuhnya.
Dia juga menyatakan untuk merealisasi pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat itu telah disiapkan dana khusus. (sa)
BACA ARTIKEL PDI PERJUANGAN JAWA TIMUR LAINNYA DI GOOGLE NEWS